Saturday 24 August 2013

Keajaiban Adzan


Aisha Canlas : Adzan menggiringku ke Islam

 Redaksi – Sabtu, 17 Syawwal 1434 H / 24 Agustus 2013 12:07 WIB


canlas
Aisha Canlas, adalah penganut Katolik sebelum menjadi seorang Muslim. Kedua orantuanya juga Katolik, namun ketika itu ia menjadi anggota perkumpulan gereja yang berbeda dengan gereja kedua orangtuanya. Namun mereka sama-sama berdoa di depan gambar sosok laki-laki yang diyakini sebagai Tuhan umat Kristiani. Saat itu, Canlas sering bertanya, benarkah ini wajah Tuhan? Bagaimana sesorang bisa tahu seperti apa wajah Tuhan? Apakah mereka sudah pernah bertemu dengan Tuhan?
Di sisi lain, Canlas selalu merasa ketenangan dan kedamaian ketika mendengar suara adzan dari sebuah masjid di kota Manila, Filipina. “Saya selalu memejamkan mata dan merasakan ketenangan meskipun, saya tidak tahu makna kata-kata dalam adzan. Suara adzan seperti suara musik di hati saya,” tutur Canlas. Tapi saat itu, ia sama sekali belum terpikir untuk masuk Islam.
Canlas akhirnya merantau ke Arab Saudi untuk bekerja, dengan harapan bisa memberikan masa depan yang lebih baik untuk keluarganya. Sebelum berangkat ke Saudi, Canlas belajar banyak hal tentang Saudi untuk menghindari syok akibat perbedaan budaya dan untuk memudahkannya bergaul di negara tempat ia bekerja.
“Saya belajar tentang budaya, dan tentang negara Saudi secara keseluruhan, mulai dari bahasa dan tentu saja agamanya. Dan saya mulai tertarik dengan agama Islam dan ingin lebih tahu banyak tentang Islam,” ujar Canlas.
Ia mengakui prosesnya masuk Islam cukup panjang. Ia sering bertanya pada para dokter di tempat kerjanya tentang agama Islam. Kemudian saya mengetahui bahwa ada sebuah madrasah di lingkungan kerjanya dan memutuskan untuk ikut mendaftarkan diri di madrasah tersebut dan mulai mengikuti pelajaran di madrasah itu bersama seorang teman dan kawan sekamarnya pada 17 Januari 2008.
“Awalnya, saya menjadi pusat perhatian, karena saya anak baru di kelas dan satu-satunya penganut Kristen yang duduk bersama mereka. Saya mendengarkan apa yang disampaikan guru kami tentang Islam, al-Quran, Rasulullah dan Allah swt,” papar Canlas.
“Sejak itu, saya mulai memahami agama Islam. Kemudian meminta izin pada ibu saya di Filipina agar memberikan restu pada saya untuk berpindah agama dari seorang penganut Katolik menjadi seorang Muslimah,” sambung Canlas.
Beruntung, Canlas tidak menghadapi kendala dari sang ibu. Menurut Canlas, ibunya cuma khawatir ketika ia masuk Islam ia akan melupakan orang tuanya. Canlas menjelaskan pada ibunya bahwa Muslim sangat menghormati orang tuanya, terutama ibu.
Canlas mengucap dua kalimat syahadat pada 24 Januari 2008 di hadapan guru dan siswa-siswa madrasah lainnya. Canlas mengaku tidak mengungkapkan seperti apa perasaannya saat itu. “Yang saya tahu, setelah bersyahadat saya merasa hati saya terlepas dari beragam beban. Saya merasakan kedamaian yang selama ini saya cari dalam kehidupan ini. Menjadi seorang Muslim sungguh sangat berbeda rasanya,” ungkap Canlas.
Canlas mengatakan, beberapa teman bertanya mengapa ia masuk Islam. Dan ia menjawab bahwa tidak ada seorang atau sesuatu yang patut disembah kecuali Allah swt dan Rasulullah Muhammad saw adalah utusanNya.
“Beberapa diantara mereka mengatakan bahwa saya mengkhianati agama saya yang dulu, Katolik. Tapi di lubuk hati saya mengatakan bahwa itu tidak benar,” tukas Canlas.
Berbahagialah Canlas karena sebagai seorang Mualaf ia sudah bisa menunaikan umrah.pada bulan Maret kemarin. Baginya, pengamalan umrah adalah pengalaman yang spesial dan tak terlupakan.
“Saya berharap dan berdoa pada Allah swt agar saya bisa meyakinkan keluarga saya untuk masuk Islam juga. Saya ingin mereka selamat dari api neraka pada Hari Kiamat nanti,” harap Canlas. (red/iol)

Tuesday 20 August 2013

Mualaf Amerika.





sholat2

Troy Bagnal : Kristen Mengajarkan Doktrin-doktrin Yang Membingungkan


Namanya Troy Bagnal. Usianya hampir 23 tahun dan tercatat sebagai mahasiswa Arizona di State University (ASU) program studi film dan media. Pemuda asal Phoenix, Arizona ini menjadi seorang mualaf pada bulan Februari 2009 lalu.
Bagnal mengaku banyak alasan yang membuatnya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim. Yang jelas, Bagnal sudah tertarik dengan agama Islam sejak lama, karena Islam dan Muslim selalu menjadi isu hangat di Barat. Bagnal menyukai sejarah kuno dan sejarah dunia, termasuk masalah perang dan politik. Ia rajin mengikuti perkembangan informasi tentang konflik di Suah, Somalia, Palestina, Irak, Afghanistan, Pakistan, Chechnya, Lebanon dan daera-daerah konflik lainnya.
“Saya melakukan riset tentang konflik-konflik itu agar saya mengerti apa sebenarnya yang terjadi dan bersikap adil serta tidak bias dalam memandang konflik-konflik itu karena media massa di sini (AS) cenderung samar dalam memberitakan konflik-konflik tersebut,” kata Bagnal.
Ketika mempelajari konflik-konflik yang memang kebanyakan bersentuhan dengan umat Islam itulah Bagnal mulai tertarik untuk mempelajari sejarah dunia Islam. “Saya banyak menghabiskan waktu untuk mempelajari sejarah dan budaya dunia Islam. Saya juga mengambil mata kuliah Peradaban Islam di AS. Sejalan dengan minat saya pada sejarah dan budaya dunia Islam, saya juga tertarik dengan agama Islam itu sendiri,” papar Bagnal menceritakan awal ketertarikan pada Islam.
Bagnal dibesarkan dalam keluarga yang menganut agama Kristen, tapi ia tidak lagi menjalankan ajaran Kristen sejak usia 15 tahun. Menurutnya, ajaran Kristen membuatnya bingung dan tidak logis. “Konsep Trinitas dan doktrin penebusan dosa sangat tidak masuk akal. Di Alkitab sendiri terdapat ayat-ayat yang kontradiksi dengan doktrin penebusan dosa itu,” ujar Bagnal.
Ketika mengambil mata kuliah Sejarah Islam, Bagnal bertemu dengan seorang Muslim bernama Mohammad Totah. Selain memiliki pengetahuan yang dalam tentang Al-Quran, Totah juga paham isi Alkitab dan memiliki wawasan yang luas tentang agama Islam, Kristen dan Yahudi.
“Kami banyak berdiskusi tentang perbandingan ketiga agama itu. Saya juga melakukan riset sendiri dan saya menemukan bahwa ajaran Kristen banyak yang bertentangan dengan isi Alkitabnya. Saya banyak belajar bahwa banyak ayat-ayat dalam Alkitan yang sebenarnya juga mendukung Islam,” kata Bagnal.
Ia melanjutkan, “Satu hal yang juga saya temui di Injil Barnabas, dalam injil disebutkan tentang kedatangan Muhammad (Saw). Tapi injil ini dihapus dari Alkitab.”
“Tentang Al-Quran. Saya menilai Al-Quran lebih simpel dan mudah dipahami. Islam sendiri sangat simpel, tidak bertele-tele dan tidak ada doktrin-doktrin yang membingungkan. Islam tidak mengajarkan keyakinan buta seperti dalam ajaran Kristen,” tukas Bagnal.
Ia mengungkapkan, semakin banyak ia mempelajari Islam, ia semakin menyadari bahwa agama Islam lebih logis dibandingkan ajaran Kristen yang pernah ia ketahui. “Saya bahkan lebih banyak tahu tentang Alkitab dan kekristenan sejak saya masuk Islam dibandingkan ketika saya masih seorang Kristiani,” aku Bagnal.
“Sekarang, sebagai seorang Muslim, saya merasa lebih dekat dengan Tuhan. Saya mempelajari bagaimana agama-agama dibangun dan disebarkan ke seluruh dunia. Dan saya tahu, Barat menggambarkan Islam sebagai agama yang eksotis dari belahan timur. Tapi semua nabi-nabi mengajarkan hal yang sama yaitu penyerahan diri dan kepatuhan pada Tuhan,” papar Bagnal.
Bagnal terkadang merasa frustasi melihat bagaimana media massa selalu memberikan gambaran yang negatif tentang Islam. “Saya tahu ada konflik dan kekerasan di beberapa belahan dunia Islam, tapi konflik-konflik itu tidak lebih bermotifkan politik saja,” tuturnya.
Sebagai orang yang baru masuk Islam, Bagnal mengakui agak berat untuk mempraktekkan ajaran-ajaran Islam, apalagi ia tinggal di AS dan media massa di negaranya selalu mengedepankan stereotipe yang buruk tentang Islam. “Tapi itu bukan masalah besar buat saya, karena saya lebih banyak menghabiskan waktu di studio. Saya juga banyak mendapatkan pertanyaan berkaitan dengan situasi politik dan budaya Timur Tengah dan saya harus menjelaskan pada mereka perbedaan antara Islam, ideologi politik dan praktek-praktek budaya,” ujar Bagnal.
“Timur Tengah jelas menjadi jantung dunia Islam. Yang mengecewakan, media Barat membuat stereotipe bahwa orang Islam pastilah orang Timur Tengah, padahal Muslim tersebar di seluruh dunia. Saya pikir ada nuansa rasial dalam stereotipe itu, Barat harus mengetahui fakta bahwa Kristen dan Yahudi juga berasal dari Timur Tengah, seperti halnya Islam,” sambung Bagnal.
“Pendek kata, saya memilih Islam sederhana saja karena saya mengakuinya sebagai agama yang asli dari Tuhan. Islam itu sederhana, tidak bertele-tele dan tidak membingungkan saya. Saya mencintai Islam karena mengajarkan persatuan bagi seluruh pemeluknya. Islam membantu saya untuk menjadi orang yang lebih baik,” tandas Bagnal.
Menurut Bagnal, ia merasa nyaman menjalankan ajaran Islam. Islam membantunya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik, bagaimana menghadapi stress dan mengatasi persoalan hidup. Bagnal berharap masyarakat Barat memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang dunia Islam, tentang agama Islam yang sebenarnya dan tidak hanya mendengarkan hal-hal negatif tentang Islam yang digambarkan media massa.
“Semoga cerita saya ini menginspirasi mereka yang berminat dengan agama Islam dan ingin mempelajari agama Islam lebih dalam,” harap Bagal. (Red/iol)

Mujahidin Al-Qaidah Asal AS

Mujahidin Al-Qaidah Asal AS Serukan Umat Islam Serang Diplomat Amerika.

 

 

PAKISTAN (voa-islam.com) - Mujahidin Al-Qaidah asal Amerika Serikat yang juga bertindak sebagai juru bicara kelompok pejuang Islam internasional tersebut, Adam Gadhan, telah menyerukan kepada umat Islam untuk menyerang para diplomat dan kedutaan AS di seluruh dunia Arab.

Militan senior, yang kepalanya dihargai $ 1.000.000 (-+Rp. 10 miliar) oleh pemerintah AS menyerukan umat Islam yang kaya untuk menawarkan imbalan finansial bagi pembunuh warga negara Amerika Serikat.

Dia muncul dalam rekaman 39 menit yang diposting di sebuah forum Islam, dan diterjemahkan oleh kelompok pemantau kontra-terorisme SITE. Dia sebelumnya telah memuji pembunuhan terhadap Dubes AS Christopher Stevens dan tiga orang Amerika lainnya di Libya tahun lalu.

"Hadiah-hadiah ini memiliki efek yang besar dalam menanamkan ketakutan di hati musuh pengecut kami. Mereka juga mendorong orang yang ragu-ragu untuk melakukan perbuatan penting dan besar di jalan Allah, "kata Adam Gadahn melalui pesan video itu.

Pernyataan oleh Adam Gadahn datang pasca keputusan Washington untuk menutup hampir dua lusin kedutaan Amerika di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Gadahn yang tumbuh besar di sebuah peternakan kambing di California, masuk Islam dari akar Yahudi dan Katolik. Dia menjadi terkenal setelah serangkaian pidato memperjuangkan Al-Qaidah, dan sebelumnya menyerukan serangan terhadap misi AS dan para diplomat mereka.

Ia diyakini bersembunyi di Pakistan, dan pernyataannya diyakini merupakan upaya cabang Al-Qaidah Pakistan untuk menegaskan kembali relevansinya. (st/kp)

Rapper Terkenal Mualaf di Jerman.

Rapper Jerman Terkenal Masuk Islam dan Berjihad ke Suriah.

 

JERMAN (voa-islam.com) – Selasa (20/08/13) laporan pers Majalah Jerman Der Spiegel  menunjukkan kekhawatiran dan ketakutan para pejabat Jerman tentang mujahidin Jerman di Suriah.
Para pejabat Jerman cemas karena kemampuan Rapper Jerman yang masuk Islam kemudian pergi ke Suriah dan bergabung dengan mujahidin di sana, Deso Dogg, telah menjadi alat propaganda.
Laporan itu menyebutkan video yang mengajak muslimin untuk berjihad di Suriah dan Deso mengajak warga Jerman untuk mengikuti jejaknya. Dan video-video yang dipublikasikan tentang seruan untuk berjihad ke Suriah memberikan pengaruh kepada para pemuda.


 
Kiri: Deso saat menjadi Rapper Jerman, Kanan: Saat Berjihad di Suriah.

Deso Dogg atau yang dikenal oleh mujahidin Suriah dengan nama Abu Talha Al-Almani adalah penyanyi rap terkenal di Jerman melalui lagu-lagu hip hopnya. Namun, ia meninggalkan popularitas dan sorotan dunia setelah ia memeluk Islam.
laporan tersebut menegaskan, sekitar 20 orang warga Jerman yang sekarang berperang di Suriah melawan pasukan tiran Bashar Assad. Sebagian dari mereka membawa istri-istri mereka dan di front pertempuran.
Awal Agustus lalu, Deso dimasukkan dalam daftar pemantauan Otoritas Jerman di Berlin. Namun ia berhasil lari dari Jerman. Dan ia muncul di media setelah berulang kali berupaya masuk ke Suriah bersama teman-temannya yang muslim.
Perlu diketahui, Nama kelahiran Deso Doggg adalah Denis Mamadou Cupert.Ia memulai karir rapnya pada tahun 1995 dan berhenti pada tahun 2010. Setelah masuk Islam ia dienal dengan nama Abou Maleeq.



[usamah/imo]