Thursday 2 May 2013

51 Persen masyarakat Jerman mengklaim Islam sebagai ancaman



51 Persen masyarakat Jerman mengklaim Islam sebagai ancaman 
 51 Persen masyarakat Jerman mengklaim Islam sebagai ancaman

JERMAN (Arrahmah.com) - Dalam sebuah studi baru ditemukan bahwa setengah dari masyarakat Jerman mengklaim Islam sebagai ancaman bagi negara mereka dan bahwa Islam tidak cocok dengan dunia Barat. Hal ini mencerminkan citra Islam yang terdistorsi di media, lansir On Islam pada Selasa (30/4/2013).
“Media menggambarkan Buddha atau Hindu sebagai agama yang cinta damai,” kata Detlef Pollack, seorang sosiolog yang turut ambil bagian dalam penelitian tersebut, kepada Deutsche Welle.
“Mereka [media] menggambarkan tentang Islam lebih mengenai fanatisme dan agresi.”
Studi yang berjudul “Memantau Agama” oleh Yayasan Bertelsmann ini menemukan bahwa setengah dari masyarakat Jerman mengklaim Islam sebagai ancaman bagi negara mereka.
Studi ini mengukur pandangan tentang makna sosial agama dan nilai-nilai di 13 negara Eropa.
Ditemukan bahwa mayoritas, 51 persen, warga Jerman melihat Islam sebagai ancaman bagi negara mereka.
Pendapat ini tersebar di banyak negara Barat.
Hal ini berlaku untuk 60 persen orang Spanyol, 50 persen dari Swiss dan 42 persen warga AS.
Di India, ada 30 persen masyarakat yang melihat Islam sebagai ancaman, dan di Korea Selatan tercatat 16 persen.
Sementara negara-negara Eropa lainnya, seperti Perancis, Inggris, dan Belanda mampu melihat Islam dengan lebih positif.
Hasil ini, kata Pollack, berhubungan dengan tingkat pendidikan umat Islam di masing-masing negara.
“Di Jerman kami mendapati sangat sedikit orang yang berpendidikan tinggi di kalangan imigran,” katanya.
“Itu mempengaruhi sikap masyarakat, terutama terhadap imigran Muslim.”
Muslim Jerman setuju bahwa media massa memiliki efek buruk terhadap citra mereka. Hal ini mendesak komunitas mereka untuk terlibat lebih banyak dengan masyarakat untuk memperbaiki citra mereka.
“Di media kami sering melihat gambaran yang sangat menyimpang dari Islam,” kata Aiman ​​Mazyek, ketua Dewan Pusat Muslim di Jerman.
Dia menambahkan bahwa persepsi negatif bisa disebabkan kurangnya kontak pribadi antara Kristen dan Muslim.
Untuk mengatasi persepsi negatif ini, Mazyek mendesak umat Islam untuk terlibat lebih banyak dengan masyarakat.
“Muslim [Jerman] harus menyingsingkan lengan baju mereka, lebih terlibat dalam masyarakat dan membuat jelas bahwa mereka berkomitmen untuk negara ini,” katanya.
Di Jerman terdapat antara 3,8 sampai 4,3 juta Muslim yang membentuk sekitar 5 persen dari total 82 juta penduduknya, berdasarkan penelitian pemerintah.
Phobia terhadap Islam di Jerman bukanlah hal baru. Sebuah studi sebelumnya pada tahun 2010 yang dilakukan oleh University of Munster menemukan bahwa 66 persen warga Jerman Barat dan 74 persen dari Jerman Timur memiliki sikap negatif terhadap umat Islam.
Sebuah penelitian yang lebih baru dari Allensbach Institute menyatakan bahwa hal ini tidak berubah selama dua tahun terakhir.
Sementara itu, hanya 22 persen masyarakat Jerman yang mengatakan bahwa mereka setuju dengan pernyataan mantan presiden Jerman, Christian Wulff , bahwa Islam seperti halnya Kristen adalah bagian dari Jerman.
Dan berdasarkan jajak pendapat nasional 2010 oleh lembaga penelitian Infratest-Dimap, lebih dari sepertiga responden Jerman lebih memilih “Jerman tanpa Islam.” (banan/arrahmah.com)

No comments:

Post a Comment