Lima kisah
inspiratif mualaf sejagat
Ukasyah
Rabu, 2 Ramadhan 1434 H / 10 Juli 2013 11:36
(Arrahmah.com)
- Mualaf. Mereka mengubah keyakinan dulu menjadi sepenuhnya
memeluk Islam dan mengakui keesaan Allah SWT. Di tengah caci maki banyak
kalangan terhadap agama dibawa Nabi Muhammad SAW, Islam justru berkembang cukup
pesat. Bahkan beberapa waktu lalu di surat
kabar the
Daily Mail, Islam bakal menjadi agama utama di Inggris satu
dekade lagi.
Anda beragama Islam diajak mengenal tokoh-tokoh mualaf sangat inspiratif.
Mereka datang dari latar belakang berbeda dengan satu tujuan, menjalankan
kehidupan sesuai perintah Allah SWT termaktub dalam kitab sucinya Al-Quran.
Dilansir dari pelbagai situs dan surat
kabar yakni
dailymail.co.uk,
the Guardian, dan sebagainya.
Berikut lima
kisah mualaf paling inspiratif sejagat.
1. Bilal Philips, mualaf mampu Islamkan 3.000 tentara Amerika
Bilal Philips. [thehabarinetwork.com]
Abu Ameenah Bilal Philips bernama asli Dennis Bradley Philips. Dia berdarah
Jamaika namun masa kecilnya dihabiskan di Kanada. Perjalanannya mengenal Islam
menarik untuk disimak.
Sebelum menjadi muslim, Philips menganut musik dan cinta sebagai agamanya.
Dibesarkan dalam kultur musik Jamaika kental membuat ia memilih menjadi
gitaris. Di kesengsem Jimi Hendrix dan Bob Marley. Saat berkuliah di
Universitas Simon Frasier, Kota Vancouver, Kanada, dia kerap ngamen di klub dan
kafe mempertontonkan kemahirannya bermain musik.
Bermain musik memberikan kesempatan pria kelahiran Jamaika, 6 Januari 1946,
ini menjelajah ke berbagai negara, termasuk Malaysia
dan Indonesia
pada 1960-an. Di dua negara berpenduduk mayoritas Islam ini, Philips mulai
tertarik mempelajari agama Nabi Muhammad.
Balik ke negaranya pada 1972, lelaki berjanggut ini memutuskan mempelajari
Islam secara intensif. Dia kerap berdiskusi dengan para cendekiawan muslim dan
mempelajari buku-buku agama rahmatan lil alamin ini. Tak perlu waktu cukup
banyak, beberapa bulan kemudian Philips mengucapkan dua kalimat syahadat, tanda
sumpah serta pengakuan keesaan Allah dan Rasulullah sebagai utusanNya.
Setelah menjadi muslim, Philips memutuskan berhenti menjadi musikus dan
mempelajari agama barunya lebih dalam. Dia mengaku tidak nyaman lagi bermusik.
“Menjadi artis rentan terhadap perilaku dilarang Allah seperti obat-obatan,
seks bebas, perempuan, dan pergaulan salah. Saya tidak mau seperti itu lagi,”
ujarnya.
Dia kembali bersekolah dengan mendaftarkan diri ke jurusan studi Islam di
Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Alasannya, dia ingin belajar Islam dari
sumber klasik di kota-kota bersejarah dan bukan budaya prakteknya. “Beda
lingkungan akan berbeda menerjemahkan Islam,” kata Philips.
Kelar di Universitas Madinah, Philips terus belajar. Kali ini dia mendaftar
program master di Universitas Riyadh.
Selain berkuliah, dia juga nyambi menjadi pembawa acara Why Islam di Channel Two,
stasiun televisi milik pemerintah Saudi. Acara seputar wawancara dengan para
muallaf dari berbagai latar belakang dan ketertarikan mereka mempelajari Islam.
Dengan membawa acara itu, Philips mengaku imannya semakin kuat. Tak cuma
menjadi presenter, dia juga menulis buku, antara lain Poligami dalam Islam dan
Prinsip Dasar Iman dalam Islam.
Kelar kuliah S2 pada 1990-an, Philips bekerja di departemen agama markas
besar Angkatan Udara Arab Saudi di Ibu Kota Riyadh. Kala itu Perang
Teluk tengah berkecamuk. Irak menginvansi ke Kuwait karena menolak menghapus
utang luar negeri negeri Saddam Hussein itu. Posisi Kuwait kewalahan dan meminta
bantuan ke Amerika Serikat. Negara adidaya itu mengirimkan pasukannya dan
membuat pangkalan di Arab Saudi.
Ketika tentara Amerika bermarkas di Negeri Petro Dollar itu, Philips
kebagian memberikan materi tentang Islam kepada mereka. Ini penting untuk
mengajarkan pengetahuan benar Islam bukanlah agama menyukai kekerasan.
Hasilnya, sekitar tiga ribu serdadu Amerika masuk Islam.
Selepas Perang Teluk, Philips dikirim ke Amerika untuk mendampingi para
tentara muallaf itu. Dia mendapat bantuan dari anggota tentara beragama Islam
untuk membuat konferensi dan kegiatan. Usahanya ini membuahkan hasil dan
militer Amerika akhirnya membangun musala di seluruh pangkalan militer mereka.
Kelar proyek itu, Philips hijrah ke Filipina dan mendirikan pusat informasi
di Mindanao serta universitas berbasis Islam
di Cotobato City. Pada 1994, Philips mendapat undangan bergabung dengan lembaga
amal Dar Al Ber di Dubai, Uni Emirat Arab. Di sana ia membentuk pusat informasi Discover
Islam di Kota Karama. Proyeknya kali ini mengundang ulama dari pelbagai negara.
Dalam lima tahun, pusat informasi itu telah membuat 15 ribu orang dari seluruh
penjuru dunia mengucapkan dua kalimat syahadat.
2. Daniel Streich, benci masjid namun kini bersujud
Daniel Streich. [u2screative.blogspot.com]
Daniel Streich, anggota Partai Rakyat Swiss (SVP) menjadi sosok terkenal.
Bukan saja awalnya dia sangat menentang keras pembangunan masjid di negaranya,
melainkan dirinya secara mengejutkan berpindah haluan menjadi seorang muslim.
Streich penganut kristen taat. Dia dibesarkan dengan ajaran Kristiani dan
semasa kecil pernah bercita-cita menjadi pastor. Namun ketika remaja niatnya
berubah. Ia mulai gemar berpolitik dan tanpa ragu terjun langsung menjadi
anggota partai ternama di Swiss.
SVP bukan partai sembarangan. Di dalamnya terdiri dari cendekia, ilmuwan,
pelajar, dan pegiat bukan dari kalangan muslim. Partai ini menjadi penentang
nomor wahid penyebaran Islam di Swiss dan Streich paling vokal menyerukan
penutupan masjid di seantero Negeri Cokelat ini.
Streich mempropagandakan anti-Islam ke seluruh negaranya. Ia menaburkan
benih-benih kemarahan dan cemoohan bagi umat Islam di Swiss. Ia merasa mimbar
dan kubah masjid tidak cocok dengan budaya negara itu. Ia juga menuding Islam
agama teroris, pembuat onar, dan kekerasan.
Dalam usahanya menyingkirkan Islam dari Swiss, lelaki ini malah mempelajari
Alquran dan Islam. Ia berharap dengan memahami ajaran Nabi Muhammad itu, dia
mampu meruntuhkan iman kaum muslim. Yang terjadi, ia malah terpesona dengan
agama rahmatan lil alamin ini.
Semakin jauh Streich belajar Islam, semakin tenggelam dia dalam keindahan
agama samawi itu. “Banyak perbedaan saya dapatkan ketika mempelajari Islam.
Agama ini memberikan saya jawaban logis atas pertanyaan hidup penting dan tidak
saya temukan di agama saya,” katanya.
Presiden Organisasi Konferensi Islam (OKI) Abdul Majid Aldai mengatakan
orang Eropa sebenarnya memiliki keinginan besar mengetahui Islam dan hubungan
antara Islam dengan terorisme, sama halnya dengan Streich.
Dulu, Streich sering meluangkan waktu membaca Alkitab dan pergi ke gereja,
tapi sekarang ia membaca Alquran dan melakukan salat lima waktu setiap hari.
Dia keluar dari SVP dan mengumumkan status muslimnya. Streich bilang telah
menemukan kebenaran hidup dalam Islam yang tidak dapat ia temukan dalam agama
sebelumnya.
3. Anne William Kennedy, cendikiawan Inggris jadi muslim di Palestina
Anne William Kennedy
Anne William Kennedy, perempuan dan cendekiawan asal Inggris itu memeluk
Islam di Jalur Gaza, Palestina. Dia mengucapkan dua kalimat syahadat didampingi
oleh Ketua Asosiasi Sarjana Palestina Dr. Salim Salama.
Setelah selesai bersyahadat dan diteruskan doa, Anne dan Salim melakukan
konferensi pers di kantor Asosiasi Sarjana Palestina diliput oleh beberapa
stasiun televisi. Dia lalu mengganti namanya menjadi Khadijah Hassan.
Anne yakin memeluk Islam setelah dia bertukar pikiran dan berdialog dengan
Yusuf Hassan, seorang pemuda asal Khan Yunis, Gaza Selatan. Sebelum memutuskan
menjadi muslimah, pemegang gelar sarjana di bidang ekonomi, politik, dan
filsafat itu membaca buku-buku tentang Islam.
Anne mengaku gembira setelah resmi menjadi muslimah dan bangga bisa berada
di Jalur Gaza. Menurut dia kota itu tepat buat ditinggali kaum muslim. Dia
masih mengajar agama di sebuah sekolah di Inggris sampai sekarang.
Dalam konferensi pers, Salim Salama mengucapkan selamat kepada Anne yakin
menjadi muslimah. Di akhir jumpa pers, dia memberikan sebuah mushaf Alquran
dengan terjemahan Inggris kepada muslimah itu.
4. Arnoud van Doorn, anti-Islam kini jadi muslim
Arnoud van Doorn. [omroepwest.nl]
Arnoud van Doorn, salah satu anggota partai politik sayap kanan Belanda dari
Partai Bagi Kebebasan, yang dikenal anti-Islam dikabarkan telah masuk Islam.
Doorn menjadi muslim setelah dia melakukan penelitian mengenai agama ajaran
Nabi Muhammad itu dan kehidupan kaum muslim.
“Saya mengerti kenapa semua orang skeptis, terutama mengenai hal-hal yang
tak terduga bagi banyak orang. Ini merupakan keputusan besar yang saya tidak
anggap remeh,” kata Doorn.
Kabar keputusan Doorn masuk Islam pertama kali muncul saat dia menyebut kata
‘awal baru’ di akun Twitter dia bulan lalu. Dia kemudian menulis kalimat
syahadat dalam bahasa Arab untuk memproklamirkan kepercayaan barunya itu. Doorn
akhirnya mengumumkan bahwa dia sudah masuk Islam.
“Orang-orang terdekat saya tahu bahwahampir setahun belakangan inisaya
sedang aktif membaca Alquran, hadist, sunnah, dan buku-buku lainnya tentang
Islam,” ucap Doorn. “Di samping itu, saya juga banyak melakukan berbagai
percakapan dengan kaum muslim tentang agama.”
Dia mengatakan dorongan daripartainya agar mempunyai sikap menentang Islam
justru membuatnya penasaran dan ingin menggali tentang kebenaran agama Islam
sendiri.
“Saya mendengar banyak pandangan buruk mengenai Islam. Namun, saya bukanlah
tipe orang yang hanya mengikuti pendapat orang lain tanpa melakukan penelitian
terlebih dahulu,” ucap dia.
Doorn menjelaskan dia akhirnya mulai melakukan penelitian lebih dalam
tentang Islam untuk menjawab rasa keingintahuannya itu “Kerabat saya, Abu
Khoulani, dari dewan perwakilan Kota Hague telah membawa saya untuk berhubungan
dengan anggota Masjid As-Sunnah, yang akhirnya membuat saya mengenal lebih jauh
tentang Islam.”
Doorn yang juga merupakan anggota parlemen Belanda dan dewan perwakilan Kota
Hague, memang telah lama dikait-kaitkan dengan sikap anti-Islam lantaran
tergabung dengan partai pimpinan Geert Wilders itu. Wilders memang dikenal
sebagai politikus penentang Islam, kaum muslim, dan Alquran.
Bahkan, Wilders pernah menegaskan perjuangannya menghentikan penyebaran
Islam di Eropa dan dunia merupakan tujuan utama dalam hidupnya. “Perjuangan
anti-Islam adalah misi hidup saya,” kata lelaki 49 tahun itu.
Doorn mengatakan dirinya sadar telah berbuat kesalahan dalam kehidupannya
seperti halnya orang lain. Namun, dia menyebut, dari kesalahan-kesalahan itu,
dirinya justru telah belajar banyak. “Dengan menjadi Islam, saya merasa telah
menemukan jalan saya. Saya menyadari ini adalah awal baru dan saya masih harus
banyak belajar.”
5. Taki Takazawa, mantan tukang tato Yakuza jadi imam masjid di Jepang
Taki Takazawa
Nama aslinya Taki Takazawa. Rambutnya gondrong dan tubuhnya dipenuhi tato.
Secara penampilan, dia nampak mirip dengan anggota kelompok mafia Jepang, biasa
disebut Yakuza. Dia memang mantan tukang tato para anggota geng paling ditakuti
di Negeri Matahari Terbit itu. Selama 20 tahun profesi itu digelutinya.
Tapi pandangan negatif pada penampilan fisiknya itu berubah saat dia
mengumandangkan Azan. Takazawa kini menjadi Imam sebuah masjid di Ibu Kota
Tokyo. Setelah mengucapkan dua kalimat Syahadat, Takazawa mencantumkan nama
muslim Abdullah, berarti Hamba Allah SWT.
Perkenalannya dengan Islam secara tidak sengaja terjadi di Wilayah Shibuya.
Takazawa melihat seseorang dengan kulit dan janggut putih. Orang itu juga
mengenakan baju dan turban warna suci. “Orang itu memberikan sebuah kertas dan
menyuruh saya membaca kalimat tertera bersama dia,” ujarnya.
Kalimat itu ternyata Syahadat, pengakuan pada ke-esaan Allah SWT dan
Muhammad SAW sebagai utusannya. Meski tak paham secara keseluruhan, Takazawa
pernah mendengar sepintas Allah dan Muhammad. Seperti kebanyakan penduduk
Jepang, Takazawa menganut aliran kepercayaan Shinto.
Pertemuan dengan orang serba putih itu membekas di ingatan Takazawa. Dua
tahun setelah memeluk Islam, dia bertemu lagi dengan sosok inspiratifnya itu.
“Ternyata dia pernah menjadi Imam di Masjid Nabawi, Kota Madinah, Arab Saudi.
Saya bersyukur bisa bertemu dengannya,” katanya.
Imam Masjid Nabawi itu meminta Takazawa untuk menjadi Imam di masjid di
wilayah Shinjuku. Sebelumnya, dia melaksanakan ibadah haji dan menimba ilmu
beberapa bulan di Kota Makkah. Nama Takazawa terkenal lantaran dia menjadi satu
di antara lima imam Masjid besar di Jepang, dari 13 juta populasi manusia di
Tokyo.
(merdeka.com/
arrahmah.com)