Friday, 26 April 2013

Dihukum Sebagai Teroris, Kemudian Masuk Islam



Dihukum Sebagai Teroris, Kemudian Masuk Islam

 

London, 27/4/2013 (voa-islam.com) Orang-orang Eropa semakin banyak yang memeluk Islam. Mereka memilih Islam sebagai jalan hidup. Mereka meninggalkan agama mereka, yang  lama, kristen, dan menjadi pemeluk Islam, dan menyakini sebagai sebuah kebenaran hakiki.
Tentu, ada yang lebih menarik lagi, laki-laki kulit putih, yang dijatuhi hukuman terlibat dalam terorisme, kemudian memilih Islam sebagai agamanya yang baru. Ini menjadi sebuah pembicaraan yang sangat luas di Inggris, di mana mantan "teroris", kemudian berpindah agama, dan memeluk  Islam.
Laki-laki kulit putih Inggris dijatuhi hukuman penjara, akhirnya memilih masuk Islam, dan menetapkan pilihan dengan penuh kesadarannya. Padahal, laki-laki mengakui telah berbuat salah dengan merencanakan melakukan serangan terhadap Kepala Intelijen Ingggris  MI5 dan MI6.

Menurut surat kabar The TimesRichard Dart (30), yang "sepenuhnya memiliki  komitmen untuk aksi terorisme," juga berencana untuk menyerang kota kecil Royal Wootton Bassett, ungkap pejabat intelijen Inggris, Jum'at, 26/4/2013.

Riuchard  akan dipenjara di Old Bailey setelah mengakui niatnya melakukan pembunuhan massal dan niatnya untuk melakukan perjalanan ke Pakistan ikut dalam pelatiihan militer di wilayah negara itu, ujar seorang pejabat intelijen Inggris.

Richard Dart sedang diadili dengan dua orang tersangka lainnya, Imran Mahmood (22), dan mantan polisi Metropolitan London, Jahangir Alom (26). Mereka dituduh melakukan  aksi terorisme yang sangat membahayakan. Mahmood dan Alom juga akan dihukum setelah mengaku bersalah  mempersiapkan aksi terorisme, demikian dilaporkan The Times pada Kamis, 26/4/2013.

Mereka "berkomitmen melakukan jihad," Dart dan Alom telah merencanakan  melakukan perjalanan ke Pakistan  menerima pelatihan teroris, tapi rencanyaitu digagalkan oleh polisi bandara di November 2011. Mereka, bagaimanapun, tidak  ditangkap oleh aparat keamanan, sampai Juli 2012.

Mahmood, yang sebelumnya memperoleh pelatihan dari Pakistan, bertindak sebagai penasehat Alom dan Dart.

Dewan Queen yang melakukan penuntutan, Jonathan Laidlaw, mengatakan bahwa Dart dan Mahmood, berusaha menghindari pihak keamanan, dan melakukan "percakapan rahasia" dengan mengetikkan ke dalam dokumen Microsoft Word dan kemudian menghapus percakapan. Namun, teks itu ditemukan oleh detektif Scotland Yard.

Pengadilan memperoleh informasi bahwa keempat warga negara Inggris, termasuk Mohammed Tariq Nasar, yang diduga membantu Dart dalam perencanaan serangan, masih belum ditahan.
Richard Dart, yang mula-mula pengikut kristen itu, kemudian bergabung dengna kelompok jihad, dan sekarang Dart berpindah agama, sekalipun harus dipenjara dengan tuduhan melakukan kegiatan terorisme di Inggris. Tetapi, tidak membatalkan niatnya masuk Islam. af/hh

No comments:

Post a Comment