Khalid Kelly: AS harusnya bersyukur hanya 3 orang yang tewas
dalam Bom Boston
Khalid merupakan seorang Mualaf yang berasal dari Dublin. Dia membuat pernyataan tegas dalam sebuah wawancara eksklusif dengan surat kabar Irlandia, The Irish Sun.
Dalam wawancara tersebut, dia menolak untuk mengutuk dua pemuda Muslim, Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev bersaudara yang dituduh sebagai pelaku serangan yang dikabarkan telah menewaskan tiga orang di acara lomba marathon Boston.
Khalid, yang dijuluki sebagai Taliban Terry, mengatakan kepada harian tersebut bahwa dirinya tidak merasa terkejut dengan serangan itu, yang merupakan serangan pertama di AS sejak serangan 9/11.
Dan dia mengatakan kepada orang-orang Amerika untuk merasa senang karena tidak bertambah lagi orang yang tewas dalam bom maraton Boston.
Khalid mengatakan: “Ribuan umat Islam dibunuh setiap hari dari Suriah sampai ke Afghanistan.”
“Banyak dari mereka [Umat Islam] yang terbunuh di tangan orang Amerika, dan mereka tidak pernah merasakan ketenangan meski hanya satu menit.”
“Di mana air mata untuk orang-orang ini? Baru tiga orang yang terbunuh [di AS] dan mereka sudah membuat hari besar untuk memperingatinya. Mereka seharusnya ingat dengan orang-orang yang mereka bunuh.”
“Ini adalah peperangan dan mereka harusnya bersyukur bahwa [ledakan bom] itu tidak terjadi lagi.”
Sebelumnya dia dikenal sebagai Terence Kelly, seorang Mualaf yang pernah memperingatkan akan lebih banyak serangan di tanah Amerika.
Dia berkata: “Syeikh Usamah Bin Ladin mengatakan bahwa sampai tentara terakhir [Kalian] meninggalkan tanah kami, Kalian tidak akan menikmati satu hari pun yang aman. Dan kata-katanya menjadi kenyataan sekarang.”
“Mereka khawatir sepanjang waktu dan memang seharusnya mereka merasa khawatir. Selama Anda membunuh orang, maka Anda juga akan dibunuh.”
Laporan itu juga menyatakan bahwa Khalid Kelly menemukan dan memeluk Islam pada saat dia menjalani hukuman penjara di Arab Saudi karena kasus penyulingan dan penjualan alkohol secara ilegal.
Dia mengatakan bahwa dia pernah dilatih dengan panglima perang suku dengan niat untuk pergi ke Afghanistan selama dia di Pakistan.
Khalid pernah ditangkap polisi Irlandia pada Mei 2011 menyusul sebuah wawancara surat kabar di mana dia disebut telah mengatakan bahwa Al-Qaeda telah memilih Irlandia sebagai tempat yang sempurna untuk memulai serangan terhadap Obama. Namun dia telah membantah klaim tersebut.
Dan dia bahkan membandingkan pembom 9/11 dengan pemimpin pemberontak Irlandia, Michael Collins.
Dia mengatakan: “Michael Collins dikenang dalam acara Late Late Show di TV beberapa tahun yang lalu sebagai pahlawan, tapi 100 tahun yang lalu dia adalah seorang teroris.”
“Pada tahap berikutnya, Irlandia mengatakan akan berefek lebih besar pada Inggris jika kita [Irlandia] membom mereka [Inggris] di rumahnya. Dan Irlandia melakukannya.”
“Mereka pergi ke London dan itu sangat efektif. Saya pikir itu sama seperti apa yang terjadi pada saat ini. Kalian telah datang ke tanah air kami dan mengebom dan membunuh kaum Muslimin.”
“Jika orang tidak bisa berjihad, apa yang akan mereka lakukan? Mereka akan melawan musuh di mana mereka dapat menemukannya.”
“Apakah itu benar atau tidak saya tidak tahu, tapi saya beritahukan kepada Anda apa yang terjadi. Dan di Amerika, di mana mereka memiliki akses yang mudah untuk mendapatkan senjata, sejujurnya ini mengherankan bahwa [serangan] itu tidak terjadi setiap minggu.” (banan/arrahmah.com)
No comments:
Post a Comment