Tuesday 30 April 2013

Setelah Menolak Islam Selama 23 Tahun, Akhirnya Bersyahadat di Saat Menjelang Ajal



Setelah Menolak Islam Selama 23 Tahun, Akhirnya Bersyahadat di Saat Menjelang Ajal

 1 Abdur-Rahim-Green

Green adalah bekas Komisaris  Barclays Bank di Kaherah, dan puteranya Abdur Rahim Green mencari dan memeluk Islam lebih dari 20 tahun yang lalu, dan saat ini ia menjadi tokoh terkenal di kalangan sarjana Muslim di Inggeris.

Sebelumnya Abdur Rahim berfikir bahwa ayahnya tidak akan memeluk islam, namun kehendak Allah, ayahnya Green akhirnya masuk Islam hanya sepuluh hari sebelum ia meninggal.
Mengutip sebuah hadis Nabi yang berbunyi:
“Semoga wajahnya digosok dalam debu (semoga dia menjadi terhina) serta masuk neraka orang yang salah satu orang tuanya sudah mencapai usia tua namun dia tidak melayani mereka.”
Abdul Rahim Green kemudian mengatakan “Itulah sebabnya mengapa saya memutuskan untuk meluangkan waktu saya di sini untuk berbakti dengan ibu saya setelah kematian ayah saya.
Kematian ayah saya adalah sesuatu yang membuat saya sangat bahagia, dan merupakan kisah luar biasa tentang bagaimana hanya sepuluh hari sebelum ia meninggal, ia diberkati untuk mengucapkan dua kalimat Syahadat.
Allah SWT hanya menyuruh kita untuk berdakwah dan kita tidak boleh mengubah siapa pun untuk berubah menjadi Islam kecuali dengan izin Allah. Tugas kita adalah untuk menyampaikan dakwah, untuk menjelaskan kepada orang dengan cara terbaik yang kita boleh, hidayah hanya ada di tangan Allah SWT.
Saya tidak pernah berfikir bahawa ayah saya mengucapkan kalimat Syahadah. Ayah saya adalah seorang ayah yang luar biasa, dia mempunyai personaliti yang luar biasa dan tidak ada yang  menggambarkan dia sebagai orang yang buruk.
Selama 23 tahun, sejak saya menjadi seorang Muslim, saya telah mengajak ayah saya untuk masuk Islam. Dan saya memutuskan untuk memberikan contoh terbaik saya yang mungkin bisa menggambarkan Islam sebenarnya, tentang bagaimana Islam memandang hidup, tentang bagaimana Islam mengajar saya untuk menghormati dia sebagai orang tua.
Tapi saya berfikir bahawa ayah saya berfikiran sangat tertutup terhadap Islam, jadi saya tidak pernah berharap penuh bahawa ia akan menjadi seorang Muslim.
Ayah saya telah sakit selama beberapa tahun, dan ibu saya berfikir bahawa ia tidak akan sembuh dari sakitnya. Sebagaimana yang terjadi, beberapa minggu ketika saya kembali dari Inggeris, saya tiba di RS dan terus pergi menemui ayah saya.
Saya menatapnya dan saya berfikir bahawa ia mungkin meninggal malam ini. Jadi, saya berfikir, jika saya tidak mengatakan sesuatu tentang Islam, saya tidak akan memaafkan diri saya sendiri.
Saya tahu bahawa saya coba mengajaknya masuk Islam melalui banyak cara. Tapi saya berfikir bahawa saya perlu membuat usaha yang terakhir.
Saya telah menghabiskan waktu yang lama memikirkan apa yang bisa saya katakan. Bagaimana saya boleh mengatakannya? Apa cara yang tepat untuk mendekatinya? Dia sudah terlalu penat, jadi saya tidak mahu membuat dia kesusahan, saya tidak mahu membuat dia menjadi lebih marah.
Sejujurnya saya takut bahawa ia mungkin mengatakan “Tidak,” dan menolak ajakan saya. Dan saya bahkan bimbang bahawa jika ia memang mengatakan Syahadah tetapi tidak masuk ke dalam Islam, kemudian ia sembuh dan pulang ke rumah dan menjadi lebih angkuh tentang Islam, hal itu lebih menakutkan saya.
Ini benar-benar hal yang sulit. Setiap mualaf yang mempunyai orang tua yang belum muslim, mereka pasti mengalami dilema ini seperti yang saya alami.
Namun janganlah meremehkan kekuatan dari doa, karena itu maka ketika saya merasa buntu, saya meminta Allah untuk membantu saya mencari sesuatu untuk dikatakan kepada ayah saya.
Saat ia berbaring di tempat tidur, saya berkata kepadanya:
“Ayah! Saya ada sesuatu yang sangat penting untuk saya beritahu kepada ayah, apakah ayah mau mendengarkannya?”
Ayah saya tidak bisa berbicara dengan baik, jadi dia mengangguk. Lalu saya berkata:
“saya ada sesuatu untuk dikatakan, jika saya tidak mengatakannya, saya akan menyesalinya”
Dan kemudian saya mengatakan kepadanya bahawa “di hari kiamat, seorang lelaki akan datang di depan Allah dengan banyak perbuatan dosa serta kemaksiatan, dan Allah akan berkata kepadanya, anda mempunyai sesuatu yang melampaui semua itu.” Dan orang itu akan berkata, “Apa itu Tuhanku ? ” Allah berfirman:
“Ucapkan : Tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya. “
Saya berkata, “Jadi ayah, ini adalah kunci syurga, ini adalah kunci kejayaan dalam kehidupan yang akan datang, bagaimana menurut ayah?”
Dan ia menganggukkan kepalanya.
Saya berkata “Apakah itu berarti ayah ingin mengatakan kata-kata tersebut?”
Dan ayah saya berkata “Ya.”
Dia menginkuti kata-kata yang saya ucapkan,“Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah Rasulullah.”
Saya harus meninggalkan RS pada hari itu, karena RS mempunyai beberapa peraturan ketat. Saya mengunjunginya pada hari berikutnya, dan dia sudah tidak ingat apa-apa. Dia tidak mampu mengingat satu hal dari sehari ke hari yang lain, bahkan dari jam ke jam yang lain, tapi itu bukan akhir semua itu.
Tiga atau empat hari sebelum ia meninggal, ayah saya berkata: Tolong, tolong bantu saya.
Saya berkata, “Ayah apa yang kau ingin saya lakukan?”
Dia mengatakan “Saya tidak tahu!”
Lalu ia berkata, “Berikan saya sesuatu yang mudah untuk dilakukan.”
Saya teringat hadis Nabi:“Ada sesuatu yang ringan di lidah, namun berat di sisi timbangan”Jadi, saya berkata“Ayah jika saya adalah ayah, saya akan terus mengulangi kalimat syahadah berulang-ulang.”
Dan dia berkata, “Ya, itulah sebenarnya yang ingin saya lakukan.”
Dan kami menghabiskan setengah jam mengulang-ulang kalimat Syahadah itu.
Tidak beberapa lama kemudian, saya berangkat ke Inggeris, dan di sana saya mendengar ayah saya telah meninggal dunia. Subhanallah. Hadiah hidayah yang luar biasa dari Allah kepada ayahku dan kami sekeluarga…. Allahu Akbar !
Sumber : -Dunia Maklumat-

 


Monday 29 April 2013

Siapa Bilang Di Kutub Utara Tidak Ada Muslim? Ini ada Masjidnya…



 Siapa Bilang Di Kutub Utara Tidak Ada Muslim? Ini ada Masjidnya…

 1 download (4)

Setelah berhasil mendirikan masjid pertama di Kutub Utara, Muslim Kanada mengungkapkan kebahagiaan mereka karena berhasil menambahkan menara di masjid yang berwarna kuning yang berlokasi di kota Winnipeg-Inuvik itu.
“Inilah menara masjid yang dibangun di Kutub Utara. Menara itu sangat indah ketika kami nyalakan lampu-lampunya di tengah kegelapan,” kata Amier Suliman, anggota komite masjid dengan bangga, Kamis (28/10).
Menara itu menjulang dengan tinggi sekitar 10 meter, menambah kemegahan masjid yang dibuat dari bahan-bahan fabrikasi itu. Komunitas Muslim di Inuvik–kota yang berjarak 200 kilo meter dari Kutub Utara–sudah lama menginginkan sebuah tempat yang memadai untuk menjalankan peribadahan mereka. Tapi impian itu sempat lama tertunda karena harga bahan bangunan dan ongkos tukang bangunan yang sangat mahal.
1 download (4)Sampai akhirnya sebuah perusahaan pemasok bahan bangunan di Manitoba mengatakan bahwa mereka bisa membuat struktur masjid itu di pabriknya, dan setelah bangunan masjid jadi, ditarik dengan kapal ke Inuvik. Perusahaan itu hanya mengenakan biaya setengah dari harga yang seharusnya dibayar.
Setelah melalui proses dan perjalanan panjang melewati daratan dan sungai di sepanjang wilayah Barat Kanada, masjid kecil berukuran 140 meter per segi yang terbuat dari bahan kayu itu akhirnya sampai di Inuvik pada bulan Agustus kemarin. Di kota itu komunitas Muslim berkembang pesat dan jumlahnya bertambah banyak, yang membuat mereka merasa perlu memiiki sebuah masjid. Komunitas Muslim di Inuvik yang berpenduduk sekitar 4.000 jiwa itu, kebanyakan berasal dari Sudan, Lebanon dan Mesir.
1 images (8)Penambahan menara masjid disambut gembira oleh komunitas Musim di Inuvik. “Sebagian orang akan mengatakan ini adalah sebuah garis depan terbaru bagi Islam. Tapi bagi kami, yang terpenting adalah kaum Muslimin di sini yang biasanya melaksanakan salat Jumat menumpang di sebuah gereja Katolik, sekarang sudah punya tempat yang layak untuk beribadah, lengkap dengan menaranya,” tandas Suliman. (oi/eramuslim/Dz)

Khalid Kelly: AS harusnya bersyukur hanya 3 orang yang tewas dalam Bom Boston



Khalid Kelly: AS harusnya bersyukur hanya 3 orang yang tewas dalam Bom Boston
 Khalid Kelly: AS harusnya bersyukur hanya 3 orang yang tewas dalam Bom Boston
IRLANDIA (Arrahmah.com) – Khalid Kelly (46) adalah seorang Muslim Irlandia yang pernah mengancam akan membunuh Barack Obama. Dia telah menolak untuk mengutuk “pembom” Boston, lansir Irish Central pada Ahad (28/4/2013).
Khalid merupakan seorang Mualaf yang berasal dari Dublin. Dia membuat pernyataan tegas dalam sebuah wawancara eksklusif dengan surat kabar Irlandia, The Irish Sun.
Dalam wawancara tersebut, dia menolak untuk mengutuk dua pemuda Muslim, Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev bersaudara yang dituduh sebagai pelaku serangan yang dikabarkan telah menewaskan tiga orang di acara lomba marathon Boston.
Khalid, yang dijuluki sebagai Taliban Terry, mengatakan kepada harian tersebut bahwa dirinya tidak merasa terkejut dengan serangan itu, yang merupakan serangan pertama di AS sejak serangan 9/11.
Dan dia mengatakan kepada orang-orang Amerika untuk merasa senang karena tidak bertambah lagi orang yang tewas dalam bom maraton Boston.
Khalid mengatakan: “Ribuan umat Islam dibunuh setiap hari dari Suriah sampai ke Afghanistan.”
“Banyak dari mereka [Umat Islam] yang terbunuh di tangan orang Amerika, dan mereka tidak pernah merasakan ketenangan meski hanya satu menit.”
“Di mana air mata untuk orang-orang ini? Baru tiga orang yang terbunuh [di AS] dan mereka sudah membuat hari besar untuk memperingatinya. Mereka seharusnya ingat dengan orang-orang yang mereka bunuh.”
“Ini adalah peperangan dan mereka harusnya bersyukur bahwa [ledakan bom] itu tidak terjadi lagi.”
Sebelumnya dia dikenal sebagai Terence Kelly, seorang Mualaf yang pernah memperingatkan akan lebih banyak serangan di tanah Amerika.
Dia berkata: “Syeikh Usamah Bin Ladin mengatakan bahwa sampai tentara terakhir [Kalian] meninggalkan tanah kami, Kalian tidak akan menikmati satu hari pun yang aman. Dan kata-katanya menjadi kenyataan sekarang.”
“Mereka khawatir sepanjang waktu dan memang seharusnya mereka merasa khawatir. Selama Anda membunuh orang, maka Anda juga akan dibunuh.”
Laporan itu juga menyatakan bahwa Khalid Kelly menemukan dan memeluk Islam pada saat dia menjalani hukuman penjara di Arab Saudi karena kasus penyulingan dan penjualan alkohol secara ilegal.
Dia mengatakan bahwa dia pernah dilatih dengan panglima perang suku dengan niat untuk pergi ke Afghanistan selama dia di Pakistan.
Khalid pernah ditangkap polisi Irlandia pada Mei 2011 menyusul sebuah wawancara surat kabar di mana dia disebut telah mengatakan bahwa Al-Qaeda telah memilih Irlandia sebagai tempat yang sempurna untuk memulai serangan terhadap Obama. Namun dia telah membantah klaim tersebut.
Dan dia bahkan membandingkan pembom 9/11 dengan pemimpin pemberontak Irlandia, Michael Collins.
Dia mengatakan: “Michael Collins dikenang dalam acara Late Late Show di TV beberapa tahun yang lalu sebagai pahlawan, tapi 100 tahun yang lalu dia adalah seorang teroris.”
“Pada tahap berikutnya, Irlandia mengatakan akan berefek lebih besar pada Inggris jika kita [Irlandia] membom mereka [Inggris] di rumahnya. Dan Irlandia melakukannya.”
“Mereka pergi ke London dan itu sangat efektif. Saya pikir itu sama seperti apa yang terjadi pada saat ini. Kalian telah datang ke tanah air kami dan mengebom dan membunuh kaum Muslimin.”
“Jika orang tidak bisa berjihad, apa yang akan mereka lakukan? Mereka akan melawan musuh di mana mereka dapat menemukannya.”
“Apakah itu benar atau tidak saya tidak tahu, tapi saya beritahukan kepada Anda apa yang terjadi. Dan di Amerika, di mana mereka memiliki akses yang mudah untuk mendapatkan senjata, sejujurnya ​​ini mengherankan bahwa [serangan] itu tidak terjadi setiap minggu.” (banan/arrahmah.com)

Sunday 28 April 2013

Masuk Islamnya Jerry D Gray



Masuk Islamnya Jerry D Gray

 

Jerry D Gray, penulis sejumlah buku laris, ternyata seorang mualaf yang sangat mencintai Indonesia dengan mengurus naturalisasinya dari warga AS ke WNI, menikah dengan orang Indonesia dan menetap di Jakarta.
“Bagi saya Indonesia itu ibarat surga. Saya sudah melancong ke banyak negara dan di sini saya mendapatkan kedamaian bergaul dan berinteraksi sosial dengan komunitas Muslim terbesar di dunia,” ujar Jerry.
Beristrikan seorang perempuan Tasikmalaya dan dikaruniai seorang anak laki, Jerry menyatakan memiliki banyak kegiatan di Indonesia yang membuat dia makin betah yaitu memberikan pengajian, berbagi pengalaman dan menulis buku.
Tidak banyak orang yang menyangka Jerry D. Gray, warga AS yang pernah menjadi prajurit angkatan udara negara adidaya itu, ternyata seorang mualaf yang tekun beribadah.
Jerry mengatakan, menjalankan ajaran Islam secara kaffah sebagaimana diajarkan dalam kitab suci Al`Quran. Semua itu baru terlaksana setelah berproses dalam waktu cukup lama.
Bagi penulis sejumlah buku di antaranya “Deadly Mist”, “Demokrasi Barbar ala AS` dan “Dosa-dosa Media Amerika” itu, ketertarikan terhadap Islam dimulai justru dari tanah Arab tempat ajaran Islam itu sendiri pertama kali diturunkan kepada Rasul Allah SWT.
Sebagai AU yang ditugaskan di Arab Saudi, ia melihat betapa khusyuk dan ikhlasnya orang menjalankan shalat hingga mau meninggalkan segala aktivitas mereka termasuk berkaitan dengan uang sekalipun.
“Ketika mengalun suara adzan, dipinggir jalan orang pada shalat, karyawan toko dan mall semua shalat dan barang dibiarkan begitu saja namun tidak ada yang hilang. Semua melaksanakan shalat dengan khusuk,” ujar Jerry, yang pernah selama 2,5 tahun menjadi wartawan di sebuah TV swasta di Indonesia itu.
Ia menjadi bingung sekaligus takjub. Setelahnya kesadaran untuk mengenal ajaran Islam langsung tak tertahankan. Ia melihat cahaya iman justru setelah melihat orang-orang melaksanakan Shalat.
Jerry mengaku ketika pertama kali memegang kitab suci Al Qur`an badannya langsung merinding, ketika akan membaca hatinya bergetar dan sejurus kemudian suara tangis mengiringinya membaca terpatah-patah ayat Al Qur`an.
Setelah hatinya merasa mantap ia kemudian memilih menjadi mualaf di Arab Saudi. Keislamannya belum serta merta jadi mantap. Ia pertama kali hanya melaksanakan shalat dua kali dalam seminggu.
“Ketika tertimpa musibah saya bawa shalat, ternyata saya dapatkan ketenangan dan musibah hilang. Setelah itu saya makin rajin shalat,” ujar Jerry yang kini berisitrikan wanita asal Tasikmalaya Jabar itu.
Kini dalam kesehariannya, Jerry seringkali dimintai pandangan-pandangannya tentang Islam, demokrasi, dan terorisme. “Islam itu agama rahmatan lil alamin dan orang Islam bukanlah teroris,” ujar ayah satu anak itu.
Bagi mantan wartawan CNBC itu, Indonesia sebagai negara dengan populasi Islam terbesar di dunia merupakan surga yang ada di dunia. Ia pun kini tengah mengurus naturalisasi dengan menjadi WNI sebagai ranah perjuangannya terhadap Islam
saya tidak pernah bertemu Muslim, mendengar suara adzan atau pun melihat masjid. Meskipun demikian saya berkeyakinan bahwa Yesus bukan anak Tuhan. Pada usia 12 tahun saya sudah berpikir tentang Tuhan. Umur 14, sudah mulai malas ke gereja.
Saya malas pergi ke sana karena tempat itu tidak dapat menghilangkan dahaga saya tentang Tuhan. Saya bosan setiap kali datang selalu disuguhi dengan banyak ucapan haleluya. Padahal yang saya butuhkan adalah pencerahan siapa itu Tuhan dan kejelasan misi hidup saya di dunia ini untuk apa.
Saya percaya adanya Tuhan dan mau masuk surganya Tuhan. Tapi dari agama ini saya mencium something wrong karena saya harus meyakini Yesus sebagai anak Tuhan. Untung saja nenek di rumah sering banyak cerita tentang Tuhan, sehingga saya lebih suka mendengarkan nenek. Selama saya belajar agama kepadanya, ia tidak pernah bilang bahwa Yesus adalah anak Tuhan. Namun sebaliknya, di gereja saya selalu disalahkan, karena tidak mau mengakui Yesus sebagai anak Tuhan.
Kalau Yesus menjadi anak Tuhan, mengapa Musa, Ibrahim dan Adam tidak menjadi anak Tuhan? Padahal, kalau mau, justru Adamlah yang paling berhak menjadi anak Tuhan karena dia tidak punya ibu dan bapak. Keyakinan saya bertambah setelah membaca kisah Musa yang memaksa ingin melihat Tuhan. Musa akhirnya dibolehkan melihat sedikit cahaya Tuhan dari gunung granit yang sangat gelap. Baru saja merefleksikan sedikit cahaya Tuhan, langsung gunung itu goyang-goyang dan sangat menyilaukan,  Musa pun pingsan. Berdasarkan kisah itu, kalau benar Yesus anak Tuhan, pasti orang yang melihat Yesus bakal mati atau pingsan. Ini kan tidak, berarti Yesus bukanlah anak Tuhan.
Saya selalu berdoa agar saya diberi petunjuk yang benar tentang Tuhan. Usai mengikuti wajib militer di angkatan udara, saya ditawari menjadi maintenance pesawat pribadi Raja Fadh di Jeddah, Arab Saudi. Saya tolak karena saya takut dibunuh orang Islam. Lebih baik saya menganggur.
Saya tinggal di dalam mobil di ujung satu dermaga di Hawaii. Setiap hari mancing. Bila dapat ikan, saya makan, bila tidak saya kelaparan. Paling hanya minum dari kran air putih yang ada di situ. Enam bulan begitu terus. Pernah tiga hari  berturut-turut saya tidak makan sama sekali, hanya minum saja karena tidak dapat ikan. Tapi  saya tidak mau bunuh diri. Saya menangis, memohon, agar Tuhan memberikan jalan keluar.
Namun tawaran tersebut datang lagi. Saya mengira Tuhan telah marah kepada saya. Karena saya tidak mendapatkan pekerjaan lain, malah disuruh ke Arab. Akhirnya teman memberikan saran kepada saya untuk menerima tawaran itu. Saya pun berangkat ke sana.
Di Jeddah saya melihat kejadian-kejadian yang sangat luar biasa, yang sangat berbeda dengan bayangan saya sebelumnya. Ternyata orang Islam begitu taat kepada Tuhannya dan baik kepada saya. Ketika mendengar adzan mereka langsung meninggalkan aktivitasnya untuk segera shalat.
Begitu juga ketika saya ke toko emas. Saya dengar adzan. Pintu toko emas terbuka. Padahal di toko tersebut tidak ada orang. Siapa pun yang berniat mencuri emas, akan sangat mudah mengambilnya. Tapi kok ini dibiarkan,  Saya berdiri saja di depan toko itu menunggu penjual emas muncul. Setelah adzan, jalanan mendadak sepi dari lalu lalang manusia. Penjaga keamanan tidak ada. Paling sekali-kali saya melihat polisi menegur beberapa orang yang sedang lewat untuk segera shalat.
Tak lama kemudian, pemilik toko itu datang dan berkata “Mengapa tidak masuk?” Saya jawab, “Tidak mau”. “Kenapa tidak mau?” tanyanya.  “Saya takut disangka maling, nanti tangan saya dipotong,” jawab saya karena setahu saya orang yang mencuri tangannya akan dipotong. Biasanya orang bule yang datang ke Jeddah diundang untuk menyaksikan pemotongan tangan bagi pencuri setiap Jum’at siang.
“Masuk saja, karena semua ini adalah Allah yang punya, bukan punya saya,” kata pemilik toko itu. “Apa pun, kamu perlu, ambil! Mungkin kamu lebih membutuhkan itu daripada saya?” lanjutnya. Ia mengatakan bahwa semua itu milik Allah dan akan kembali kepada Allah.
Saya terharu dan mau menangis mendengar ucapan yang tulus itu. Saya sangat ingin punya iman seperti itu. Dengar adzan dia shalat. Orang mau mengambil atau tidak mengambil hartanya, dia  tidak ada masalah, yang penting ketika Allah menyuruh shalat dia berangkat shalat dan semua hartanya itu dia pasrahkan kepada Allah.
Peristiwa itu membuat saya jadi tertarik untuk mengetahui agama Islam lebih lanjut. Saya jadi banyak diskusi tentang Islam. Termasuk dengan  Ahmad, salah seorang anggota Angkatan Udara Arab Saudi. Saya diberinya Alquran dengan terjemah bahasa Inggris.
Ia tunjukkan ayat yang menyatakan Isa anak Maryam adalah hamba dan utusan Allah, bukan anak Allah. Ahmad menyebut Isa itu adalah nama lain dari Yesus, sedangkan Maryam sebutan lain dari Bunda Maria. Kurang lebih tiga ayat saya baca. Saya tidak kuat lagi meneruskan membacanya, karena saya mau menangis. Saya tidak mau menangis di depan orang. Saya sangat yakin, inilah jawaban dari Tuhan. Rupanya saya disuruh ke Jeddah itu bukan karena Tuhan marah, tapi karena Tuhan mengabulkan doa saya.
Kemudian teman Ahmad yang bernama Rosyid,  datang ke rumah. Dia memberi tahu bahwa di salah satu masjid di Jeddah malam itu dimulai lagi sekolah Islam yang menggunakan bahasa Inggris. “Kalau kamu ingin tahu lebih banyak tentang Islam datanglah ke masjid tersebut, nanti saya antar,” kata Rosyid. Di sekolah itu terjadilah diskusi. Hati saya berdecak kagum. Luar biasa, pintar sekali guru ini. Semua yang dia katakan masuk akal. Argumennya begitu spiritually and lightening.
Dia mengatakan bahwa Tuhan itu satu bukan tiga, semua adalah ciptaan Tuhan dan bergantung kepada Tuhan. Tuhan tidak beranak tidak pula punya orangtua. Tidak ada yang dapat menyerupai Tuhan. Serta manusia hidup di dunia ini untuk mengabdi kepada Tuhan saja. Belum satu jam pun diskusi, sebenarnya hati saya sudah menerima Islam. Hanya saja saya belum mau menyatakan pada guru.
Malam itu saya tidak bisa tidur. Terus merenungkan ucapan guru. Akhirnya di hari ketiga saya putuskan masuk Islam. Saya ucapkan dua kalimat syahadat. Setelah itu guru berdiri dan cium pipi kanan kiri saya. Guru mengajak semua orang yang ada di situ antri untuk mencium saya. Saya kaget mendapat perlakuan itu. Kemudian saya mengerti bahwa itu adalah ungkapan senang luar biasa dari sesama Muslim.

Saturday 27 April 2013

Makin Dekat Islam, Cristiano Ronaldo Dapat Hadiah Al-Quran di Riyadh



Makin Dekat Islam, Cristiano Ronaldo Dapat Hadiah Al-Quran di Riyadh

 

RIYADH (voa-islam.com) – Makin dekat dengan kepentingan Islam, pesepakbola termahal di dunia Cristiano Ronaldo mendapat hadiah mushaf Al-Qur'an di Riyadh, Arab Saudi.
Megabintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo baru-baru ini mendapat hadiah kejutan dari Mobily, perusahaan operator seluler Arab Saudi. Pemain berjuluk CR7 itu mendapatkan terjemahan Al Quran bahasa Portugal dari perusahaan telekomunikasi terbesar di negara Timur Tengah itu.
Pemberian hadiah itu dilakukan dalam sebuah syuting iklan terbarunya di dubai. Pesapakbola kelahiran Portugal, 5 Februari 1985 silam itu tertangkap photo sedang menerima hadiah mushaf Al-Qur'an  dari seorang lelaki Arab.
Seperti dilansir situs lokal Al-Riyadh, kapten Timnas Portugal  ini didaulat Mobily untuk menjadi brand ambassador mereka. Dengan kontrak bernilai US$ 6 juta, Ronaldo akan membintangi sejumlah iklan Mobily selama tiga bulan, yang pengambilan gambarnya dilakukan di Riyadh, ibukota Arab Saudi.
Resmi menjadi bintang iklan Mobily, Ronaldo hadir untuk pengambilan gambar sekaligus menerima pemberian hadiah Al-Quran tersebut pada pekan lalu di Riyadh.
...Ronaldo sangat senang mendengarkan Ozil baca Al-Quran. Bahkan ia merasa yakin Real Madrid menang di pertandingan, jika sebelum pertandingan, Ozil membaca Al-Quran...
Sebagaimana diberitakan berbagai media, akhir-akhir ini Ronaldo menaruh minat terhadap Islam. Pemain terbaik dunia pada 2008 ini ternyata selalu membela kepentingan Islam, meski ia beragama Katolik.
Bagi rakyat Indonesia, Ronaldo berkontribusi pada penanganan bencana Tsunami Aceh dengan berkunjung langsung ke Aceh pada tahun 2005 lalu.
Dalam sejarah kemanusiaan, Ronaldo tercatat sebagai simpatisan perjuangan di Palestina. Hal ini dibuktikannya dengan melelang sepatu emasnya, European Golden Shoe untuk disumbangkan ke anak-anak Palestina. Padahal trofi sepatu emas diraih dengan susah payah yang diraih setelah menjadi top skor Eropa 2011. Ketika itu ia mengemas 40 gol di ajang La liga.
Melalui lembaga amal Real Madrid, sepatu emas milik Ronaldo itu dilelang pada November 2011 dengan banderol 1,4 juta Euro atau Rp16,77 Miliar. Uang hasil lelang itu disumbangkan untuk membangun beberapa sekolah yang hancur di sepanjang di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Ronaldo menunjukkan kepedulian dan solidaritasnya terhadap krisis Palestina dan warga Jalur Gaza, dengan langsung berkunjung ke tanah pendudukan Palestina pada 2007 dan 2005 saat berseragam Manchester United (MU). Disana dia mengenakan kafiyeh Palestina, disambut suka cita oleh warga Palestina dengan pengawalan ketat, namun dikecam keras oleh lobi-lobi Zionis, termasuk media pemiliknya, MU yang mendukung kebijakan pemerintah ‘Zionis’.
Terhadap Afghanistan, Rolando juga menyumbangkan uang senilai 100 ribu Euro atau Rp 1,39 Miliar kepada korban perang Afghanistan pada Rabu (13/2/2013). Ronaldo menyumbangkan uang sebesar itu dengan mengatas namakan UEFA dan diserahkan melalui International Commitee of the Red Cross (ICRC). Donasi ini digunakan untuk membantu merehabilitasi warga Afghanistan yang kehilangan tubuh, karena terkena ledakan ranjau darat di negeri yang kerap terjadi peperangan tersebut.
Selain itu, melalui caranya sendiri, Ronaldo menentang penjajahan Zioonis Israel. Saat pertandingan kualifikasi Piala Dunia group F antara timnas Portugal vs ‘Zionis’ Israel, Jum’at (22/3/2013), CR7 menolak bertukar jersey dengan pemain Israel, meski sudah banyak yang memintanya. Pada pertandingan yang berakhir dengan skor imbang 3-3 itu Ronaldo menolak bertukar jersey dengan alasan ia tidak menyukai kekejaman Zionis Israel. “Saya tidak mau bertukar jersey dengan pembunuh,” tegasnya.
Saat wartawan televisi Aljazeera bertanya kepada Ronaldo, “Anda saat ini berada di tanah Israel atau Palestina?” Ronaldo menjawab, “Saya berada di bumi Palestina.” Padahal pertandingan itu digelar di kandang Israel.
...Cristiano Ronaldo sudah hafal huruf hijaiyah, dan juga sudah hafal surat favoritnya, yaitu surat Al-Fatihah...
Kabar terakhir, media terbesar dan terpercaya Spanyol ‘Marca’ memberitakan jika rekan Ronaldo satu timnya, Mesut Ozil, memberi kesaksian bahwa Cristiano Ronaldo sudah hafal huruf hijaiyah, dan juga sudah hafal surat favoritnya, yaitu surat Al-Fatihah. CR7 sangat senang mendengarkan Ozil membaca Al-Quran sebelum bertanding. Bahkan ia merasa yakin Real Madrid menang di pertandingan, jika sebelum pertandingan, Ozil membaca Al-Quran.
“Cristiano Ronaldo selalu menunggu saya selesai shalat di rest room, saya tahu dia ingin mendengar saya mengaji,” ujar Ozil.
Ronaldo membenarkan kesaksian pesepakbola muslim asal jerman yang berdarah turki ini. “Banyak yang tidak percaya kalau saya mengagumi Al-Quran, tapi memang begitulah kenyataannya, setiap Ozil membaca Al-Quran, saya senantiasa merasa damai, dan hati saya pun menjadi sejuk,” ujarnya kepada Media Spanyol. “Saya sudah hafal Al-Fatihah, mungkin nanti saya akan minta diajarkan berwudhu, saya sangat senang,” tambahnya. [taz/dbs]

Jasmine Crawford: ‘Sebelum Memeluk Islam, Saya Hanya Tahu Islam Itu Teroris & Wanitanya Tertutup’

Jasmine Crawford: ‘Sebelum Memeluk Islam, Saya Hanya Tahu Islam Itu Teroris & Wanitanya Tertutup’

Jasmine Crawford: ‘Sebelum Memeluk Islam, Saya Hanya Tahu Islam Itu Teroris & Wanitanya Tertutup’
Ilustrasi
Muslimahzone.com - Nama saya adalah Jasmine Crawford. Saya memeluk Islam pada tahun 2010. Saya memilih Islam karena saya percaya karena Islam adalah ajaran yang benar. Saya meminta Allah SWT memberikan saya petunjuk dan membimbing saya. Sebenarnya saya adalah seorang penganut Katolik dan saya hanya ingin menjadi penganut Katolik yang taat. Maka saya mempelajari berbagai agama. Semakin banyak saya belajar, semakin saya senangi.
Pada mulanya memang agak sulit karena agak sukar untuk saya melepaskan masa lalu saya. Alhamdulillah, saya melakukan perbuatan yang benar.
Sebelum memeluk agama Islam, saya hanya mengetahui Islam seperti orang kebanyakkan mengetahuinya, bahwa Islam adalah teroris dan wanitanya bertutup. Sayangnya saya memang hanya kenal sebagian Muslim yang tidak mengamalkan ajaran Islam dan mereka ini tidak mewakili Islam sebagaimana layaknya. Dan mereka ini lebih gemar keluar dengan non Muslim, mereka memberikan gambaran Islam yang salah.
Maka saya berpikir sama seperti kebanyakkan orang lain, bahwa Islam hanya cara hidup dan bukan agama sebenarnya, seperti apa yang dilakukan oleh orang lain.
Saya mempunyai beberapa orang teman Muslim, maka pintu terbuka untuk saya menjenguk ke dalam. Sekali lagi saya mengetahui tentang Islam, saya juga mendalami Judaisme, Kristen dan Islam. Begitulah saya mengenali Islam karena saya punya teman Muslim.
Yang Paling Menarik: Tiada Tuhan Selain Allah
Apa yang paling menarik dalam Islam bagi saya ialah Tiada Tuhan Selain Allah; Anda langsung menuju Tuhan, karena selama inipun saya memang melakukan hubungan langsung dengan Tuhan. Bukan ada satu hal yang tertentu karena banyak sekali perkara yang berlaku dalam pencarian saya yang membuat saya merasakan bahwa ia benar bagi saya. Bahwa al-Quran tidak pernah berubah merupakan satu hal yang penting bagi saya, dan adanya bukti-bukti saintifik dalam al-Quran, semuanya dalam Islam dapat diterima oleh akal. Islam lebih logis dari agama-agama lain.
Dalam keluarga, hanya saya seorang Muslim. Ada juga saudara jauh yang memeluk agama Islam. Tetapi dalam keluarga, hanya sayalah seorang Muslim. Saya bergantung pada ibu saya!
Alhamdulillah, hubungan saya dengan orangtua baik sekali. Saya mencintai kedua orang tua saya. Ketika saya baru mempelajari Islam, ayah saya jatuh sakit. Dia terkena kanker sekali lagi. Ibu saya merupakan seorang yang terbaik…. Alhamdulillah. Dia membantu saya dalam segala hal. Dia membantu saya dengan membangunkan saya untuk shalat Subuh, dia membelikan makanan halal untuk saya, dia benar-benar seorang wanita yang cantik. Saya begitu dekat dengan ibu saya. Ayah saya meninggal dunia pada Juli 2011. Kami punya hubungan yang baik.
Satu-satunya pertanyaan yang dikemukakan oleh ibu saya ialah “Ibu pikir kamu hanya akan mempelajari  Islam?” Selain itu, mereka bukanlah penganut Katolik yang keras. Subhanallah, mereka berkata; “Seandainya Islam membuat kamu bahagia, selagi kamu tidak menganggu orang lain, lakukanlah. Lakukanlah apa yang membuat kamu bahagia”.
Amat mudah menjadi seorang Muslim Amerika di New York. Selagi Anda percaya diri dan punya keyakinan. Sementara memakai jilbab akan dinilai oleh orang lain sebagai gaya Anda. Mereka tidak sadar bahwa saya seorang Muslim. Karena jika Anda melihat apa yang dipakai orang ketika ini, mereka akan mengenakan segala macam rupa sehingga sebagian orang tidak sadar Anda seorang Muslim. Banyak orang yang bertanya dengan saya, dan saya dapat melihat bahwa orang-orang ini sebenarnya baik terhadap saya.Mereka tidak seburuk seperti yang saya pikirkan. Di New York, sangat mudah untuk mencari apa yang Anda inginkan. Saya bisa memastikan di kota-kota lain tidak semudah di New York. Kami punya toko-toko yang menjual makanan halal di setiap penjuru kota. Maka semua menjadi mudah sekali.Belakangan saya banyak makan ikan! Saya merasakan amat senang menjadi seorang Muslim di kota New York.
M.E.C.C.A (Muslim Education and Converts Center of America) adalah sebuah organisasi non-profit. Kami menawarkan kelas. Kami punya program baru untuk Muslim yang menayangkan kepada Muslim baru bagaimana menunaikan shalat, dan semua masalah penting yang Anda perlukan untuk menjadi seorang Muslim. Ketika Anda baru memeluk agama Islam, ia mungkin amat menakutkan dan menakjubkan, kemudian Anda mengucapkan dua kalimah syahadah, dan Anda telah menjadi seorang Muslim. Anda berjalan sendirian dan tidak ada siapapun yang akan mengulurkan bantuan kepada Anda. Anda datang ke sini. Anda mengikuti kelas dengan rekan-rekan lain yang juga memeluk agama Islam dengan bimbingan dari guru-guru berkelayakan yang telah belajar di luar negeri.
Kami juga menawarkan kursus bahasa Arab, akidah dan fiqih. Kami juga mempunyai kelompok bantuan untuk mereka yang baru memeluk agama Islam, bagi Muslimah yang melalui pengalaman yang sama, seperti mereka tidak pasti sama ada mereka bisa mengenakan jilbab atau tidak, kami akan membantu mereka. Kami menawarkan kelas-kelas yang menarik. Kelas-kelas itu bukan hanya untuk Muslim, yang bukan Muslim juga bisa mengikutinya. Di sini kami punya mereka yang baru memeluk Islam, yang lahir dalam Islam, dan mereka yang berminat untuk mengetahui dan mempelajari Islam lebih jauh
Kami juga menawarkan bantuan kepada bukan Muslim atau dengan kata lain kepada mereka yang baru memeluk Islam. Kami punya kumpulan khusus untuk Muslimah dan Muslim, dimana kita akan berkumpul, makan dan bincang bersama akan masalah-masalah yang kita hadapi atau apa yang mereka lalui. Sebagian orang mempunyai situasi yang serupa dengan keluarga mereka atau kawan mereka tidak lagi ingin bercakap dengan mereka. Hal ini memang emosional. Adalah sulit untuk melaluinya dan mereka merasa sendirian, dan kami semua di sini punya hubungan. Seperti sebuah keluarga kecil dan kita semua punya situasi yang sama. Ia merupakan sebuah tempat yang besar, Alhamdulillah.
Mereka yang baru memeluk Islam datang dari berbagai tempat. Saya merupakan campuran hitam dan putih. Ada yang berasal dari Irish, Afrika, dan India. Malah kami juga punya orang Cina. Ada yang dari Spanyol. Yang berkulit putih. Kami punya berbagai ragam, ras, dan bangsa.
(islampos/muslimahzone.com)


Dokumenter Kisah Nyata Mualaf Inggris di BBC Three



Dokumenter Kisah Nyata Mualaf Inggris di BBC Three

Vicky Inaya Westerman/manchestereveningnews.co.uk
Sebanyak enam wanita mualaf Kota Rossendale, Inggris menjadi aktris dalam sebuah acara televisi dokumenter tentang agama. "Make Me a Muslim", demikian nama program televisi yang tayang di channel BBC Three tersebut.

Ide program TV dokumenter tersebut berawal dari meningkatnya jumlah warga Inggris yang memeluk agama Islam. Para muallaf Inggris tersebut pun didominasi oleh wanita. BBC Three berinisiatif mengeksplor peningkatan angka tersebut. 

Mereka pun akhirnya memutuskan untuk menayangkan kisah nyata perjalanan beberapa mualaf wanita hingga akhirnya melantunkan syahadat.  Seperti halnya reality show pada umumnya, para kru televisi mengikuti aktivitas mualaf wanita sehari-hari. 

Tanpa rekayasa ataupun naskah skrip, mereka menggambarkan kegiatan enam mualaf muslimah tersebut selama dua hari. Salah satu mualaf muslimah yang diikut sertakan dalam program tv tersebut yakni Vicky Inaya Westerman (28 tahun).

Vicky merupakan seorang warga Rossendale Inggris yang memeluk Islam setelah mengalami depresi. Saat depresi berat, penganut Kristen tersebut mulai membaca Alquran. Sejak itulah, ia terpesona dengan kitab suci dan agama rahmatan lil alamin ini.

Mantan customer service tersebut pun mampu mengobati depresinya setelah membaca Alquran hingga kemudian memeluk Islam pada tahun 2008.

Saat sekolah di SMA Haslingden, Vicky sebenarnya telah mengenal banyak teman Muslim. Interaksi dengan teman-temannya ini lah yang pertama kali membuatnya tertarik dengan Islam. 

"Mereka tidak pernah menekan saya," ujarnya sedikit mengisahkan perjalanannya menuju hidayah.

Vicky mengaku senang dapat ikut serta dalam program agama BBC tersebut. Ia mengaku antusias meski sedikit grogi dan gugup. "Sangat menarik menjadi bagian dari program ini, tapi agak menegangkan juga karena saya tak pernah melakukan hal semacam ini sebelumnya," ujar Vicky dikutip dari media Inggris Telegraph.

Presenter Shanna Bukhari/bbc.co.uk

Inggris memang menjadi negara nyaman bagi mualaf meski eksistensi mereka sebagai etnis minoritas. Jumlah muslim Inggris terus meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2008 terdapat 1,65 juta muslim atau sekitar 2,7 persen dari total populasi negara monarki konstitusi tersebut. 

Kemudian, pada 2010, sebanyak 2,8 juta Muslim tinggal di Inggris dengan persentase sebesar 4,6 persen dari total penduduk. Hal tersebut menunjukkan jumlah mualaf yang terus saja bertambah tiap tahunnya.


Keajaiban Sujud Menuntun Dr. Fidelma O'Leary Menjadi Mualaf



Keajaiban Sujud Menuntun Dr. Fidelma O'Leary Menjadi Mualaf

 

R. Fidelma O’Leary mendapatkan penghargaan Woman of Spirit tahun 2012. Ia adalah seorang Professor Biologi di Universitas St. Edward di Austin, Texas, AS. Wanita asli Texas yang berprofesi sebagai Professor Neurosains di Universitas Texas ini, telah menemukan kedamaian dalam Islam. 

Dr Fidelma, ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah saat melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Ketika melakukan penelitian, ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal.

Penasaran dengan penemuannya, ia mencoba mengkaji lebih serius. Setelah memakan waktu lama, penelitiannya pun tidak sia-sia. Akhirnya dia menemukan bahwa ternyata darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia secara sempurna kecuali ketika seseorang tersebut melakukan sujud dalam Shalat. Artinya, kalau manusia tidak menunaikan ibadah shalat, otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.

Rupanya memang urat saraf dalam otak tersebut hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat otak dengan mengikuti waktu shalat.

Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Karena posisi sujud akan mengalirkan darah yang kaya oksigen secara maksimal dari jantung ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang.

Setelah penelitian mengejutkan tersebut, Fidelma mencari tahu tentang Islam melalui buku-buku Islam dan diskusi dengan rekan-rekan muslimnya. Setelah mempelajari dan mendiskusikannya, ia malah merasa bahwa ajaran Islam sangat logis. Hatinya begitu tenang ketika mengkaji dan menyelami agama samawi ini.

Sekarang Dr Fidelma membuka klinik,”Pengobatan dengan Al-Qur’an”. Dia terus mengkaji pengobatan Islami dan memberikan pengobatan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan apa saja yang dianjurkan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Saw, misalnya dengan berpuasa, madu, habbatussauda (jinten hitam), minyak zaitun, dan sebagainya. (dtislam.blogspot.com/berbagai sumber)

Menjadi Mualaf, Antonio Inoki menjadi Muhammad Hussain Inoki



Menjadi Mualaf, Antonio Inoki menjadi Muhammad Hussain Inoki 

 

Mantan atlet gulat profesional Jepang pertama yang masuk dalam WWE (World Wrestling Entertainment) Hall of Fame, Antonio Inoki menyatakan bahwa dirinya telah mengubah namanya menjadi Muhammad Hussain Inoki. Perubahan nama itu sebagai bentuk kebanggaannya untuk menjadi seorang muslim sejak tahun 1990-an. 

Inoki saat ini aktif sebagai duta perdamaian melalui olahraga dan pemuda. Demikian sebagaimana dilansir Japan Daily Press, belum lama ini. Pria berusia 69 tahun itu banyak dikenang dan dikenal, ketika menjalani duel melawan petinju legendaris Cassius Clay alias Muhammad Ali pada 1976, yang juga disebut prototipe pertarungan mixed martial arts. Duel antara dua pria kelas berat di dunia itu berakhir imbang. Dan kini, ia pun mengikuti jejak lawannya itu untuk mengganti namanya.

Muhammad Hussain Inoki alias Inoki, juga pernah menjadi juru runding Jepang, saat ia diutus negaranya ke Irak untuk perundingan pembebasan sandera Jepang, dan kemudian ia bertemu dengan Presiden Irak saat itu Saddam Hussein.

Desember tahun lalu, Inoki pernah mengunjungi Pakistan untuk ambil bagian dalam kompetisi gulat perdamaian internasional dan juga untuk merayakan 60 tahun hubungan olahraga antara Jepang dan negara Asia Selatan. Inoki cukup dikenal di negara tersebut, karena ia pernah mengalahkan dan mencederai lengan legenda gulat Pakistan Akram Pahalwan di depan 5.000 penonton pada 1976. 

Dia pun tak lupa memberikan penghormatannya kepada Pahalwan dengan mengunjungi makamnya. Ia berharap bahwa hubungan diplomatik antara kedua negara semakin kuat. Dalam kesehariannya, Inoki menjadi teladan bagi penganut Buddha dan Islam. Dia juga menjadi simbol toleransi beragama di seluruh dunia.
 
♦♦♦

Dilaporkan Huffingtonpost.com pada bulan Desember tahun lalu Inoki ambil bagian dalam International Peace Wrestling Competion sekaligus untuk merayakan 60 tahun hubungan antara Jepang dan negara-negara di Asia Selatan di bidang olahraga.

Inoki, yang menobatkan dirinya sebagai duta perdamaian, juga mendirikan sebuah akademi gulat di Pakistan yang didukung oleh pemerintah setempat.

Inoki yang mengatakan dirinya mempelajari Islam, juga  menjadi lambang toleransi beragama, menggalang dukungan karena keimanannya dari seluruh penjuru dunia.


 
Sebuah stasiun TV melaporkan baru-baru ini saat Inoki berkunjung ke Pakistan, ia menerima ucapan “selamat datang pahlawan”. Inoki pertama kali mengunjungi negara itu pada tahun 1976 untuk bertanding melawan pegulat Pakistan Pahalwan. Ketika itu pertandingan tersebut ditonton hampir 50 ribu orang. (Inoki tidak hanya mengalahkan Pahalwan hari itu, tapi dia terkenal dislokasi dengan lawannya).

Di tahun yang sama Inoki juga berhadapan dengan Muhammad Ali,  seperti yang dilaporkan Guardian, ia dinilai sebagai “melawan prototipe seni bela diri campuran” di Tokyo. Ali mengenakan sarung tangan sementara Inoki tidak sama sekali.

Saat berada di Pakistan bulan lalu, Express Tribune melaporkan bahwa Inoki memberi penghormatan kepada Pahalwan dengan mengunjungi makamnya. Ia juga berbicara mengenai perpindahan agamanya menjadi islam, ia juga menyinggung Muhammad Ali sebagai sesama mualaf.

“Ketika saya menjadi mualaf, orang menyarankan agar saya mengubah nama saya menjadi Muhammad Ali tapi saya menolak ide itu karena saya sudah berjuang melawan Ali petinju hebat,” katanya, menurut Dawn.com.

Selama perjalanannya Inoki yang pada tahun 2010 menjadi orang Jepang pertama yang dilantik menjadi World Wrestling Entertainment’s Hall of Fame, mengatakan bahwa ia berharap bisa membantu lebih untuk memperkuat hubungan diplomatik antara Pakistan dan Jepang, dan untuk terus membawa pesan-pesan perdamaian di seluruh dunia.

Inoki lahir pada 20 Februari 1943, selain pegulat ia juga dikenal sebagai artis beladiri, sekarang ia dilaporkan tinggal di New York dan Jepang.

Bocah TK Amerika Menuntun Gurunya Menjadi Mualaf



Bocah TK Amerika Menuntun Gurunya Menjadi Mualaf

Rabu, 26 September 2012   Tags: bocah tk, amerika, guru, mualaf   Views: 1045
 
unclegoop.com

Ini kisah satu keluarga Muslim di negara USA (Amerika Serikat). Dalam keluarga muslim tersebut setiap hari diadakan kegiatan ta'lim, yaitu dibacakan firman-firman Allah SWT. dan hadits-hadits Rasulullah SAW. untuk mendorong gairah keluarga dalam beramal shaleh.

Dan setiap malam, kadang bapak, kadang ibu, membacakan kisah-kisah kehidupan sahabat-sahabat Nabi SAW. Baik itu perkara akhlaq, perjuangan di jalan Allah, semangat menuntut ilmu, dsb.

Dan tentunya dengan izin Allah kisah-kisah kehidupan para sahabat begitu berkesan dalam hati si anak ini. Si anak waktu itu masih duduk di bangku setingkat TK kalau di negara kita.

Suatu hari guru pengajar, yang notabene non muslim bertanya pada semua murid-muridnya, "Apa cita-cita kalian kalau sudah besar nanti?"

Maka setiap murid menjawab sesuai dengan kefahamannya masing-masing.

Anak 1 berkata, "Saya ingin menjadi pilot"
Anak 2 berkata, "Kalau saya ingin jadi dokter"
Anak 3 menyahut, "Aku pingin jadi superman! Kuat dan bisa terbang."

Dan seterusnya hingga tiba pada anak muslim ini.

Dia menjawab, "Aku ingin seperti sahabat!" (sahabat Nabi SAW.--red)

Maka, guru yang bertanya bingung, apa maksudnya kata sahabat, sebuah istilah yang asing. Si guru berfikir, mungkin anak ini belum mendengar atau memahami pertanyaan guru dengan jelas, maka guru mengulangi pertanyaannya lagi.

"Nanti kalau sudah besar ingin jadi apa?"

Si Anak muslim menjawab lagi, "Bu Guru, Saya ingin seperti sahabat."

Si Guru mulai kebingungan dan menanggapi dengan serius problem dari anak ini... maka dengan segera seusai mengajar di kelas si guru menelpon orang tua si anak ini, dan minta izin berkunjung ke rumahnya untuk mendiskusikan perihal tanya jawab tadi di kelas.

Akhirnya si Guru sampai di rumah keluarga anak muslim ini. Maka Guru tersebut dilayani oleh si Ibu anak muslim ini. Si guru menanyakan perihal pertanyaan cita-cita pada muridnya, tapi kok si anak ini menjawabnya dengan istilah "sahabat", dan menanyakannya pada ibu si anak ini.

Sang Ibu dengan hikmah menerangkan maksud dari sahabat, sampai menyampaikan perkara Islam, manfaat Islam, dsb. Maka guru non muslim yang semula terheran-heran jadi terkesan, begitu indahnya kehidupan Islam yang diamalkan para sahabat Nabi SAW.

Maka si Guru ini langsung bersyahadat saat itu juga. Allahu Akbar. (myquran)

Jumlah Mualaf di Amerika Terus Meningkat



Jumlah Mualaf di Amerika Terus Meningkat

 Jumlah Mualaf Amerika tiap tahun terus meningkat. (ist)


Ribuan warga Amerika menjadi mu’alaf dalam sepuluh tahun terakhir ini. Sedikitnya, 250 orang di Islamkan di Islamic Center of New York setiap tahunnya. Bukti ketertarikan kepada Islam terus meningkat di Negeri Paman Sam itu.
Spirit kecintaan inilah yang ingin dipupuk Ulama Besar Amerika, Ustadz Syamsi Ali kepada umat Islam di Indonesia. Kunjungan dakwahnya selama dua minggu menjamah sebagian kota. Mulai dari Jakarta, Balik Papan, Bulu Kamba (Sulsel), Makasar, hingga mampir selama dua hari di Kota Padang.
“Kegiatan dakwah Islam di Amerika didanai kantong sendiri. Di sana, dai tidak digaji. Tak jarang pula, saya dianggap asing karena perawakan yang tidak bule,” papar Ustadz Syamsi Ali di Masjid Istiqomah, Sawahan Kecamatan Padang Timur, Rabu (26/3).
Sebelum di Masjid Istiqamah, paginya ustadz Syamsi memberi ceramah di Masjid Nurul Ilmi, Unand. Senin (25/3), ustadz Syamsi memberi ceramah yang sama di Masjid Jabal Rahmah Semen Padang dan Kampus UPI YPTK.
Menurutnya, perdamaian di dunia dapat terwujud jika keadilan telah tercapai. Keadilan akan tercapai, kesejahteraan dapat terwujud andaikata seluruh kegiatan manusia  beranjak dari nilai-nilai keislaman. Seperti pedagang, melakukan jual beli dengan kaidah mu’amalah, tenaga pendidik mengajar dengan mawaddah wa rahmah dan politikus, menjadikan politik itu wahana untuk kepentingan membangun masyarakat yang adil dan berkeadilan sesuai tuntunan syari’at.
Pertarungan dakwah di Amerika turut mewarnai pengajian Ustadz Syamsi Ali. Kegiatan dakwah damainya menembus lini pemerintahan. Upaya membangun hubungan baik dengan agama lain merupakan usaha yang tidak mudah. Rutinitas itu digeluti sejak diterimanya tawaran untuk datang ke New York, awal tahun 1997.
 Cerita Syamsi Ali, pada musim haji tahun 1996, Syamsi Ali mendapat amanah untuk berceramah di Konsulat Jenderal RI Jeddah di Arab Saudi. Putra Bulukumba, Sulsel itu bertemu dengan jamaah haji luar negeri, termasuk Dubes RI untuk PBB. Tawaran untuk datang ke New York, AS menjadi babak baru kehidupannya. Di usianya yang sekarang, 46 tahun, pria kelahiran 5 Oktober itu dipercaya sebagai Imam di Islamic Centre of New York.
Disebutkan, mu’alaf di negeri Paman Sam Amerika semakin meningkat. Ketertarikan kepada Islam semakin besar. Namun sayang, hal itu tidak seimbang dengan keberadaan Da’i di sana. Berbanding terbalik dengan Indonesia. “Di Indonesia, jumlah Da’i  terus meningkat, sementara kecintaan penganut makin menurun. Kegiatan keagamaan masih sebatas simbolisasi. Seakan mengabaikan nilai-nilai yang substansi,” ujarnya.
Kunjungannya ke Indonesia, berlangsung selama dua minggu. Selama itu juga, Dia menginformasikan gerak dakwah dan pertumbuhan muslim di Amerika. Dilakukan dalam Agenda “Meretas Dakwah Melintas Batas” Dompet Dhuafa.
Cita-cita yang kini masih dalam perjuangan bersama, mendirikan gedung khusus yang akan menjadi pusat pembinaan para mualaf. Tempat yang kemudian juga dibuat untuk menciptakan dai-dai kulit putih di Amerika. Para Da’i berkulit putih, bermata biru dan berambut pirang. “Kita akan satukan visi untuk menciptakan Da’i-Da’i baru lewat pembinaan yang intensif,” tutup Ustadz Syamsi Ali.
Syamsi sendiri berasal dari sebuah desa kecil di Sulawesi Selatan. Kepintarannya berdakwah sudah tampak sejak menjadi santri di pondok pesantren Bulukumba. Ia pergi ke Arab Saudi untuk memperdalam ilmu agama dan ke Pakistan untuk belajar ilmu dunia, sebelum menjadi lokal staf di Perwakilan Tetap RI di New York. Ia mengharumkan citra Islam Indonesia yang moderat dengan pandangan dan aktivitasnya di berbagai forum internasional.
Selain sebagai imam pada Islamic Center, masjid terbesar di New York, Syamsi Ali juga dipercaya menjadi Direktur Jamaica Muslim Center, sebuah yayasan dan masjid di kawasan timur New York yang dikelola komunitas Muslim asal Asia Selatan, seperti Bangladesh, Pakistan dan India.
“Amerika, dalam banyak hal lebih pantas untuk dikatakan negara Islam ketimbang banyak negara yang diakui sebagai negara Islam saat ini,” ujar Syamsi Ali.
Amerika, katanya, telah lebih banyak menegakkan syariat Islam ketimbang negara-negara yang mengaku mengusung syariat. Untuk itu, seorang Muslim yang paham tentang konsep masyarakat dalam Islam, tidak akan pernah mempermasalahkan itu lagi. Sebaliknya, non-Muslim juga seharusnya tidak perlu “over worried” mengenai hal tersebut.
Dalam setiap dakwahnya, Syamsi menceritakan kepada publik Amerika bahwa Islam adalah agama yang mengakui persaudaraan umat manusia. “Islam tak membenci umat lain. Justru Islam datang untuk mengangkat derajat semua manusia,” kata Syamsi Ali, berusaha mengurangi kebencian sebagian warga Amerika terhadap Islam pasca serangan teroris gedung WTC.
Sejak peristiwa itu, semakin banyak orang di Amerika Serikat yang ingin tahu lebih mendalam mengenai Islam. “Inilah tugas saya untuk memberi penjelasan sebenarnya tentang Islam yang rahmatan lil alamin,” katanya (cr1/jp/R)

Melanie Georgiades – Sang Diva Rap : Shalat Membuatnya Tentram dan Mencari apa itu Islam



Melanie Georgiades – Sang Diva Rap : Shalat Membuatnya Tentram dan Mencari apa itu Islam

 

Ketenaran dan uang yang melimpah malah membuat penyanyi rap terkenal asal Prancis, Melanie Georgiades atau yang akrab dipanggil Diam, tidak bahagia.
Dia tidak merasa tenteram. Depresi menggerogotinya.
Untuk beberapa waktu, perempuan kelahiran Siprus, 25 Juli 1980 itu menolak bertemu dengan banyak orang, memilih untuk mengisolasi dirinya. Setiap malam dia akan menangis di dalam kamarnya dan sering berhalusinasi, bahkan melakukan upaya bunuh diri.
Sebenarnya Diam sejak kecil telah memiliki kecenderungan untuk mengakhiri dirinya sendiri. Pasca perceraian kedua orangtunya saat ia berusia 15 tahun, Diam pun mencoba apa pun untuk melenyapkan diri dari dunia.
Namun, upaya tersebut tidak berhasil. Tuhan malah membiarkannya hidup hingga usianya 32 tahun saat ini dan memperoleh kesuksesan dalam kariernya sebagai penyanyi.
Karier Diam di dunia musik dimulai bersama grup musik amatiran pada 1994. Berkat suaranya yang khas dan memiliki kekuatan karakter, lagu rap Diam banyak diminati para penikmat musik rap di dalam dan luar Prancis.
Pada 2003, Diam mendapatkan penghargaan pertamanya, setelah album “Brut de Femme” yang menjadi debutnya berhasil mendapatkan penghargaan emas atas prestasi penjualan album.
Pada 2005, Diam memulai debutnya sebagai penulis lagu dengan karyanya yang berjudul “Ma Philosophie”. Lagu “Ma Philosophie” ini dipopulerkan oleh bintang pop idola Prancis, Amel Bent.
Pada tahun yang sama, ia juga diketahui pernah berkolaborasi dengan penyanyi berdarah Indonesia, Anggun C Sasmi, untuk lagunya “Juste etre Une Femme (Just to be a Woman)”, yang sering dimunculkan dalam versi Prancis.
Kesuksesan terus diraihnya hingga pada 2006 ia memenangkan penghargaan untuk “Best French Act” dalam ajang “MTV Europe Music Awards”. Albumnya “Dans Ma Bulle” sukses besar hingga terjual satu juta kopi. Sejak itu, Diam tidak mampu menolak kepopuleran yang mengikutinya.
Namun, tidak pula bisa merasa bahagia akan hal itu. Ketenaran hanya membuatnya jatuh semakin dalam dan mengganggunya. Meskipun jutaan orang mengelu-elukan namanya, dia merasa kosong dan kesepian.
Depresinya semakin menggila. Diam pun melakukan berbagai cara untuk mengusir gangguan mental yang dihadapinya itu.
Dia bahkan mendaftarkan dirinya sendiri ke rumah sakit jiwa dan membuat janji konsultasi dengan sejumlah psikolog hampir setiap saat.
“Namun, saya tidak menemukan solusi untuk penyelesaian masalah yang selama ini dihadapi,” ujarnya pada majalah Paris Match.
Namun, Tuhan yang penyayang menuntun Diam untuk menemukan ketenteraman dalam Islam. Suatu kali, seorang teman datang mengunjunginya di rumah sakit. Setelah beberapa lama, sang teman pamit untuk mengerjakan shalat.
Diam kemudian bertanya, mengapa dia harus melakukan shalat. Sang teman menjawab dengan tenang. Bahwa dia seorang Muslim dan hal itu adalah kewajiban baginya. Selain itu, dalam shalat pula dia merasakan ketenteraman. “Saya bilang, saya juga ingin mencoba shalat,” tutur Diam.
Ketertarikannya akan shalat membuat Diam mencari tahu lebih jauh tentang Islam. Diam sedikit demi sedikit mulai mengenal Islam. Teman-teman artisnya yang juga imigran membantunya untuk memahami Islam lebih baik.
Diam memang berteman dekat dengan sejumlah artis perempuan keturunan Maroko, seperti Amel Bent, dan artis gaek Jamal Dabouz. Mereka telah banyak mendukung karier keartisannya selama ini.
Tak sampai di situ saja, Diam mulai melahap buku-buku agama dan membaca Alquran. Dia bahkan memutuskan untuk berhenti sementara dalam bermusik dan pindah ke Mauritius untuk belajar membaca Alquran.
Dalam Alquranlah dia paham bahwa Islam bukan seperti yang dituduhkan orang-orang selama ini. “Dalam Islam tidak diperbolehkan membunuh orang yang tidak bersalah, seperti yang kita lihat sekarang ini. Kita tidak bisa melakukan generalisasi kepada keseluruhan agama hanya karena aksi individual orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.
Setelah memahami Islam beberapa waktu, akhirnya Diam memutuskan untuk memeluk Islam pada 2009. “Ketika bersujud untuk pertama kalinya dan menyentuhkan dahi saya ke lantai, saya sadar dan yakin bahwa sebagai manusia kita hanya harus tunduk kepada Allah bukan kepada manusia lainnya,” katanya.
Sejak saat itu, Diam mengaku, hidupnya terasa lebih tenang dan tenteram. “Saya juga tahu tujuan sebenarnya kita diciptakan Allah,’’ katanya. Kini dia hidup bahagia sebagai seorang Muslimah, seorang istri bagi laki-laki Muslim yang dinikahinya, bernama Aziz, dan seorang ibu untuk anaknya.
Tetap Bermusik
Sejak memeluk Islam. Diam tidak pernah meninggalkan rumah tanpa menutupi rambutnya. Jilbab kini menjadi aksesori kepala yang wajib baginya.
Diam menolak bersalaman dan berciuman dengan selain muhrimnya. Untuk beberapa waktu, Diam menolak sejumlah wawancara tentang alasannya memeluk Islam.
Meskipun media di Prancis sibuk mencari tahu tentang fakta keislamannya, bahkan mengikutinya saat beribadah. Namun, Diam memilih bungkam.
Sejumlah majalah Perancis melaporkan aktivitas Diam yang tengah mengikuti shalat Jumat di Masjid Gennevilliers yang selama ini terkenal menyebarkan Islam secara toleran sehingga dapat diterima oleh masyarakat setempat.
Sebelumnya, majalah berita mingguan pernah memuat foto Dia yang mengenakan jilbab dan keluar dari sebuah masjid di wilayah Ibu Kota Paris.
Foto tersebut diambil secara sembunyi-sembunyi oleh fotografer majalah tersebut pada 8 September 2009 lalu, ketika Diam baru keluar dari Masjid Gunfille dengan ditemani suaminya. Dalam foto itu, Diam berpenampilan sebagai seorang Muslimah tulen dengan mengenakan baju kurung dan jilbab panjang berwarna hitam.
Baru beberapa waktu ini, Diam menerima tawaran wawancara dengan stasiun televisi Perancis, TF1. Dalam wawancara itu, Diam menceritakan bagaimana Islam telah menyelamatkan hidupnya.
Kisah artis yang memutuskan untuk menjadi Muslim memang kerap menjadi isu seksi bagi media Perancis. Mengingat, negara tersebut terkenal kerap mendiskreditkan Muslim. Sorotan yang sama oleh media massa Prancis juga menimpa pemain sepak bola Franck Ribery yang memilih Islam sebagai agama barunya dan menikah dengan perempuan keturunan Maroko. //-K-mualaf

Raquel, Kisah Mualaf Seorang Polisi Wanita Amerika



Raquel, Kisah Mualaf Seorang Polisi Wanita Amerika

Bila Allah menghendaki, Allah akan membuka hati seseorang untuk berlapang dada menerima Islam. Dan tak ada yang dapat menghalangi Kehendak Allah Subahanahu wa Ta’ala.

Hidayah Islam telah menyapa seorang wanita yang memiliki pekerjaan sebagai perwira polisi Amerika Serikat (AS) di Detroit. Dalam sebuah wawancara di Youtube pada September 2011, ia menceritakan bagaimana ia memeluk Islam. Berikut adalah singkat cerita tentangnya yang diterjemahkan dari transkrip Onislam.
***

Assalamu’alaykum, Namaku Raquel. Aku masuk Islam sepekan yang lalu. Aku adalah seorang perwira polisi di kota Detroit. Aku bekerja di sana dari 1996 hingga 2004, dan aku ditembak pada tahun 2002. Aku ditembak ketika sedang bekerja pada pekerjaan itu. Aku hampir meninggal dan aku tahu bahwa aku memiliki sebuah awal baru dan sebuah hidup baru.
Aku agaknya tidak tahu bagaimana untuk mengikuti Tuhan. Aku hanya tidak tahu agama apa untuk diyakini hingga aku bertemu beberapa teman Muslim yang benar-benar berbicara padaku dan menjelaskan banyak hal kepadaku. Hal itu sangat mengubah hidupku dan aku tidak takut mati lagi.
Satu-satunya hal adalah kita untuk takut kepada Allah dan kita tidak pernah tahu kapan hari berikutnya bagi kita, jadi lebih baik kita mengatakan Syahadat sekarang dan memiliki iman itu, karena hanya ada satu Tuhan, dan aku tahu itu.
Aku benar-benar hampir mati, dan jika aku telah mati pada hari itu, aku tidak tahu apakah aku akan pergi ke Neraka atau tidak. Tetapi sekarang, aku telah memiliki kepercayaan diri dan kedamaian serta kebahagaian yang aku tahu kemana aku akan pergi jika sesuatu terjadi padaku hari ini.
Sebelum aku menjadi Muslim, aku benar-benar tidak memiliki pendapat yang kuat sejauh ini tentang umat Islam. Aku bukan seorang yang pro-Muslim atau anti-Muslim atau apapun semacamnya. Aku selalu menjadi tipe orang yang seperti itu, aku benar-benar open-minded (berpikiran terbuka). Dan itu adalah satu hal yang sangat berbeda tentangku dari keluargaku, bahwa aku sangat open-minded dan aku menghormati orang-orang atas apa yang mereka yakini.
Aku sebenarnya marah dalam pekerjaanku sebagai seorang polisi karena orang-orang menyerang Muslim di Detroit atas kesalahan yang tidak ada alasannya sama sekali, terutama setelah serangan 9/11. Dan itu sangat menyakiti hatiku untuk melihat semua ini dan benar-benar setelah itu aku menjadi sangat tertarik dengan keyakinan Islam setelah 9/11 karena aku sangat terganggu oleh hal-hal yang aku lihat sebagai petugas polisi di jalanan.
Menjadi Seorang Muslim Baru di Las Vegas
Raquel yang kemudian tinggal di Las Vegas sebagai seorang Muslim yang baru, berusaha untuk mempelajari Islam lebih dalam dan berusaha menunjukkan sikap baik seorang Muslim.
Aku di sini di Las Vegas di Masjid ku dan aku memberikan beberapa pakaian kepada orang-orang yang membutuhkan. Apa yang kita lakukan adalah hanya meninggalkannya di atas meja untuk mereka dan mereka datang serta berharap mereka dapat mendapatkan sesuatu yang mereka sukai. Jadi aku hanya pergi untuk meninggalkan pakaian-pakaian untuk lingkungan sekitar dan mereka dapat mengambil apa yang mereka butuhkan, dan berharap ada beberapa sweater yang bagus di sini yang mereka dapat gunakan karena di Vegas cukup dingin.
Sebagai seorang wanita yang baru saja menjadi Muslimah sepekan (ketika itu), Raquel masih belum lancar mengucapkan do’a-do’a atau surat yang harus ia baca ketika shalat. Sehingga ia membaca dari kertas apa-apa yang harus ia baca (yang telah ia salin ke dalam tulisan latin) ketika shalat. Ia hanya belajar melalui internet dengan mendengarkan audio, kemudian ia mencari kalimat yang bertuliskan latin dan terjemahan bahasa inggris.
Aku tahu bagi beberapa orang mungkin berkecil hati untuk belajar bahasa baru. Pada dasarnya ini adalah sebuah budaya. Ini (Islam) bukan hanya sekedar agama, ini adalah jalan hidup. Bagiku, ini tidak menakutkan. Hanya saja bahwa aku ingin belajar lebih cepat dan aku ingin bisa melakukannya sendiri. Tetapi sulit karena aku di rumah sendiri dan aku belajar hampir semuanya melalui internet, bahkan bagaimana aku mengikat (memakai) kerudungku dan segalanya. Aku harus belajar semuanya sendiri. Tetapi ini telah menjadi pengalaman sangat indah dan ada banyak kedamaian padanya dan banyak kebahagiaan yang kalian tidak pernah pelajari dan mendapatkannya. ini adalah sebuah pengalaman yang luar biasa!
Aku sepenuhnya tahu bahwa aku melakukan hal yang benar. Aku telah mempertimbangkannya selama dua tahun. Aku memiliki banyak teologi dan pengetahuan tetapi aku belum pernah mengalaminya. Akut tidak pernah pergi ke sebuah Masjid dan tidak juga berpengalaman, tetapi aku memiliki banyak teman Muslim dan bahkan aku memilik seorang teman kerja Muslima di pasukan kepolisian yang menjelaskan (tentang Islam) banyak kepadaku.
Dalam video itu, Raquel melakukan sholat dengan membaca bacaan-bacaan sholat dengan masih terbata-bata, namun ia terlihat menikmatinya.
Ketika aku sholat, meskipun aku tidak begitu mengerti do’a-do’a itu, apa yang aku lakukan ada di internet, aku mengetahui beberapa situs di mana setelah ada bahasa Arabnya, aku akan mendapatkannya dalam bahasa Inggris (tulisan latin) juga. Jadi aku akan membacanya dalam versi Inggris (maksudnya dalam tulisan latin -red) dan ini begitu kuat dan aku merasa dilindungi, dan aku tahu bahwa di dunia ini tidak ada yang harus aku takutkan kecuali Allah. Sangat menyenangkan. Ini baru dalam hidupku dan aku baru saja mengenal kedamaian dan sebuah kebahagiaan baru yang datang padaku.
Hal yang paling utama yang aku sukai tentang Islam adalah aku benar-benar tertutup (menutup tubuh), aku lakukan. Jujur saja aku benar-benar menikmatinya, terutama di sini di Las Vegas karena para pria melihat kepada wanita dengan sangat menyeramkan dan aku benar-benar merasa aman. Satu hal lainnya yang aku suka adalah bahwa aku belajar banyak. Aku belajar banyak dan aku senang belajar. Dan aku selalu yakin bahwa kehidupan adalah sebuah pengalaman belajar. Dan aku sangat mencintai tentang ini (Islam), aku belajar sesuatu yang baru setiap hari.
Ada banyak kedamaian dan banyak kebahagaiaan yang aku tidak pernah rasakan sebelumnya.
(Zulfitriyansyah)

Ungkapan Seorang Mualaf Amerika tentang perasaannya setelah masuk islam dan berhijab



Ungkapan Seorang Mualaf Amerika tentang perasaannya setelah masuk islam dan berhijab 

“Namaku Thoeha Tasha Haynes Al-Saadawi.  Aku seorang yang bertaubat, aku lahir di Portland Maine, Amerika Serikat. Sekarang, aku tinggal di Lynn, Massachusetts, tapi insya Allah aku akan segera pindah ke Irak (bersama keluarga), karena rumah kami hampir selesai”.
Aku memiliki tujuh anak, lima adalah laki-laki dan dua adalah perempuan. Suamiku bernama Ritha Al-Saadawi.
Ada dua keajadian yang membuat Thoeha merenung
“sehari setelah peristiwa 9/11, seorang pria tua mencoba untuk mendorongku dan aku berusaha menghentikannya untuk menjaga keluargaku (anak-anak)”
“Kemudian, beralih ke peristiwa tentang diet. Semua teman-teman non-muslim ku berlomba untuk diet menurunkan berat badan, dan berteriak (kepadaku) “kamu terlihat cantik, sekarang kamu dapat menggunakan celana jeans dan pergi ke club”.
“Aku katakan (kepada mereka)  “aku menurunkan berat badan untuk kesehatan, bukan untuk tampil sexy”.
Thoeha merasa risih dengan lingkungan seperti itu, dimana kekerasan dan hidup hedonis ia temui setiap harinya.
“Kemudian aku berbicara kepada diri sendiri “apa yang salah denganku, mengapa aku berada di tengah-tengah orang-orang seperti ini dan aku tidak ingin menjadi seperti mereka!”.
“Bagaimana aku dapat menjaga keluargaku di lingkungan seperti ini dan aku katakan “cukup!” dan kemudian aku pergi ke seorang muslim untuk meminta bantuan. Dia berkata kepadakau untuk membaca Al Qur’an”.
“Maka aku membacanya, aku hanya memikirkan ini (Al Qur’an). Kemudian, aku perlahan lahan melaksanakan ajaran agama ini (Islam) dan masih terus belajar, dan telah memulai menutup aurat”.
Thoeha bercerita bahwa ia kemudian masuk islam setelah beberapa tahun menikah dengan suaminya, setelah mempelajari islam.
“Menjadi seorang muslim adalah sebuah anugrah bagiku tetapi aku melihat beberapa muslimah tidak ingin berbicara kepadaku (memandang sebelah mata –red). Aku selalu mengingatkan mereka untuk tidak menghakimiku karena menjadi seorang mualaf”, Karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam tidak pernah membeda-bedakan mereka yang memang dahulunya kafir.
“Apalagi teman-teman non muslim ku yang tidak ingin berada di sekitarku. Sayang sekali, mereka telah kehilangan kesempatan belajar tentang  agama yang hebat (Islam). Aku tidak menangisi mereka, karena tujuanku adala Jannah (Surga),  karena dunia ini hanyalah sebuah ujian dan aku ingin melewatinya, tidak peduli apapun yang terjadi. Allah adalah Hakim ku dan aku sedang berjuang untuk menggapai ridhoNya, bukan untuk menggapai ridho orang-orang kafir”.
***
Saat ditanya tentang perasaannya memakai hijab, “bagaimana perasaanmu ketika memakai hijab?”
Thoeha menjawab dengan bersyair, “ini adalah sebuah puisi yang aku tulis tentang bagaimana yang aku rasakan tentang hijab”
Aku mencintai bagaimana diriku
Aku mencintai bagaimana aku menjadi
Aku mencintai apa yang aku miliki di dalam hati
Aku mencintai apa yang aku miliki di dalam jiwaku
Aku mencintai diriku ketika aku lunak dan lembut
Aku mencintai menjadi seorang wanita berhijab
Aku mencintai berjalan di pasar dengan berpakaian sopan
Aku mencintai bahwa aku seorang muslimah
Aku tidak peduli apa yang kalian pikirkan
Aku hanya peduli apa yang Allah kehendaki untukku
Aku tidak akan pernah merasa aman tanpa hijab
Aku tahu bahwa Allah mengetahui apa yang terbaik untukku
Aku cinta hijabku, jangan mengambilnya dariku
Thoeha menambahkan, “Hijab adalah bagaimana diriku, hijab adalah jalanku, hijab membuatku aman, hijab menunjukkan aku mendapatkan karunia, hijab menyembunyikan kecantikan luar, hijab baik untukku, aku merasa tidak ada saat aku berjalan tanpa hijab, aku benci diriku tanpa hijab, aku akan merasa hina tanpa hijab. Maka jangan berpikir kalian tahu apa yang terbaik untukku, jangan berpikir bahwa manusia yang membuatku melakukannya (memakai hijab). Salah satu hak asasi adalah aku tidak akan pergi keluat tanpa hijab karena Allah tahu apa yang terbaik untukku, Allah tidak akan memerintahkan sesuatu yang tidak baik untukku. Aku takut akan terjadi sesuatu padaku jika aku keluar tanpa hijabku, maka jangan minta aku melepaskannya!. Aku cinta hijab, Hijab adalah aku!”.
“Hidupku untuk Allah menunjukkan ku cahaya”
***
Demikian Thoeha Tasha Haynes Al-Saadawi bercerita singkat kepada jurnalis.
Subhanallah..sebuah ungkapan tulus dan pesan yang dalam. Meski tinggal di lingkungan mayoritas kafir, keteguhan dan keberaniannya melangkah membuatnya tetap tegar meniti jalan Rabb-nya. Ia tak peduli akan pandangan dan perlakuan orang lain terhadapnya, karena tujuannya adalah Allah.
Sahabat, semoga cerita saudari kita ini dapat menjadi inspirasi dan menjadi penyemangat untuk muslimah yang teguh dalam keislaman dan menutup aurat. Wallahu ‘alam (muslimahzone)